Salam jumpa kembali pembaca yang budiman. Dua bulan telah berlalu, di edisi penghujung akhir tahun ini tim redaksi telah menyiapkan beberapa sajian ringan untuk dibagikan. Pada edisi lalu, kami mengupas fenomena residensi. Sebagai istilah, barangkali istilah residensi relatif baru di telinga kita, namun sebagai aktivitas, residensi, pertukaran, mondok atau praktik bermukim sementara ini memiliki kesejarahan yang menarik. Aktivitas ini sudah lama jadi modus produksi bagi para seniman kita. Tentu dengan model dan motivasi yang beragam. Belum lagi ketika dikaitkan dengan konteks diplomasi kebudayaan nasional yang berubah dari satu rezim ke rezim berikutnya.
Pada edisi kali ini kami berupaya mendekati istilah ‘riset artistik’ dan mempelajarinya pelan-pelan. Dalam rubrik baca arsip, istilah dan fenomena riset artistik ini kami dekati dengan membuka satu persatu halaman masa lalu dari praktik para seniman yang terekam. Pembacaan ini kami lakukan dalam rangka memecahkan kecurigaan kami atas keberadaan usia praktik ini. Sekilas kami melihat, bahwa dalam proses kreatif, sudah hampir pasti, seniman melakukan riset. Jika begitu mengapa penggunaan istilah ini baru marak belakangan? Kemudian, jika kita mau mundur sedikit, sepertinya juga tidak berlebihan jika kita mengembangkan tanya, riset itu kita tempatkan di mana? Apakah pada proses pengolahan karya atau penyajiannya? Posisi ‘artistik’ sendiri juga bisa kita pertanyakan lagi. Apakah subjek, metode, analisis, atau penyajiannya yang bisa dikatakan artistik? Apa yang lantas membedakan riset artistik ini dengan penelitian yang sudah dikenal, dalam sosial humaniora misalnya?
Untuk mengelaborasi pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami mulai dari langkah yang paling sederhana. Kami kumpulkan beberapa peristiwa dan proyek seni yang menggunakan istilah riset yang muncul di sekitar kita. Hal ini kami lakukan semata untuk menangkap fenomena ini sebagai gejala. Selanjutnya, kami akan meneruskan penyelidikan. Harapannya, kita bisa ungkap bersama, masalah yang memunculkan gejala tersebut. Bisa jadi fenomena ini merupakan gejala dari dominasi ilmu sosial pada aktivitas kesenian. Bisa jadi. Meski, bagi kami, terlalu prematur untuk mengatakan demikian. Walaupun bolehlah menempatkannya sebagai hipotesa.
Selebihnya, di beberapa rubrik lainnya, kami mengabarkan berbagai kegiatan dan fragmen program yang kami selenggarakan. Kilasan peristiwa seni yang terjadi akhir-akhir ini juga kita bagikan. Selain itu, beberapa tambahan koleksi perpustakaan dan arsip IVAA yang bisa kita gunakan bersama juga dibagikan di sini. Kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih pada FX. Harsono dan Moelyono yang telah bersedia memberikan arsip koleksinya pada kami.
Di penghujung suatu tahun yang penuh dengan gejolak dan tidak selalu produktif membawa perubahan ini kami sepakat untuk menjaga kekhawatiran. Dengan demikian, dinamika akan tetap terjaga. Terutama ketika menyangkut pelbagai perhelatan budaya yang juga kian marak di Yogyakarta dan sekitarnya.
Akhir kata, kami hanya ingin mengucapkan selamat berdinamika bagi kita semua. Selamat Natal bagi yang merayakannya, dan selamat menyambut tahun baru 2017.
Salam budaya!
Baca Arsip
Sebuah Pengantar untuk Mendekati Fenomena Riset dalam Praktik Artistik
Oleh: Tiatira Saputri
Kabar IVAA
Sorotan Dokumentasi
Sekilas Kabar Pendokumentasian Perhelatan Seni
Oleh : Dwi Rahmanto
– Wang Sinawang: Sesrawungan
– Bercocok Tanah
– Tanah/Impian
– Biennale Sumatra Ketiga (oleh Katie Bruhn)
– Simposium Khatulistiwa 2016 (oleh K. Wisnu Adi)
Sorotan Arsip
Koleksi Harsono
Oleh: Putri Alit Mranani
Sorotan Pustaka
Oleh : Santosa & Rahma
– Katalog International Symposium on Art Archives 2016, – Katalog Taiwan Annual #1,
– Katalog Between Declaratios and Dreams: Art of Southeast Asia since the 19th Century,
– Jurnal Skripta Volume 04/Semester 2/2016,
– Majalah GALERI Media Komunikasi Galeri Nasional Indonesia No. 20
Agenda RumahIVAA
Pengantar Meraba Wajah Sosial Kota: Sebuah Catatan Tentang Pojok Arsip IVAA
Oleh: Lisistrata Lusandiana
Soal Residensi, Secara Mendalam dan Meluas
Oleh: Lisistrata Lusandiana
Pengumuman Kantor
Alur Baru Layanan Arsip IVAA
Oleh: Melisa Angela