Arsip Sanggar Bambu (1968)
Halo KawanIVAA!
Selamat Natal 2015 dan Menyambut Tahun 2016 dengan gemilang!
Telah dua bulan berlalu dari terbitan kabar elektronik IVAA yang pertama. Sepanjang masa itu pula, tim dengan koordinator Dwi Rahmanto panen rekaman dari perhelatan seni rupa dua tahunan: Makassar Biennale 2015, Biennale Jogja XIII Equator #3, Biennale Jatim 6, Jakarta Biennale 2015. Laporan khusus akan kami sampaikan dua bulan dari terbitnya kabar elektronik ini.
Kami hendak membagi kisah-kisah di balik beberapa kegiatan yang berlangsung setahun belakangan, antara lain
Menanam Arsip, Pameran Arsip IVAA di National Gallery Singapore, Hibah Penelitian Seni Rupa, dan Pembangunan Basis Data Pameran Temporer sekaligus Pemetaan Seniman Nusantara, kerja sama IVAA – Galeri Nasional Indonesia.
Album foto dari kegiatan di Ruang Bertemu RumahIVAA telah terunggah
di sini.
Simak juga sorotan rekaman audio visual dari beberapa bulan terakhir, dengan penambahan signifikan dari serial wawancara dengan para pelaku seni Indonesia. Daftar lengkapnya dapat diunduh
di sini.
Sedangkan, daftar penambahan koleksi pustaka IVAA sepanjang 2015 tersedia
di sini.
Kegiatan Terseleksi 2015
Menanam Arsip pada Tanah yang digawangi Yoshi Fajar berangkat dari pengalaman IVAA berinteraksi dengan Jaringan Arsip Budaya Nusantara (JABN). Serial diskusi dengan komunitas pengumpul dan penyedia arsip budaya nusantara ini, gagasannya dirintis sejak IVAA menyelenggarakan Hibah KARYA! (2013) dan tahun berikutnya menerbitkan kumpulan esai berjudul Arsipelago: Kerja Arsip dan Pengarsipan Budaya di Indonesia. Simak refleksi Yoshi di sini.
Untuk Pameran Arsip IVAA di National Gallery Singapore, tim IVAA membawa sejumlah hasil penelitian terseleksi tentang seni, seni rupa, pendidikan, dan makna bekerja sebagai seniman di Indonesia. Berkas-berkas ini direproduksi, dirangkai, dan diinterpretasi ulang sebagai materi audio visual dan bahan bacaan yang meliputi dinamika ranah seni rupa Indonesia sejak pra Kemerdekaan hingga pasca Reformasi. Pengantar pameran oleh Pitra Hutomo dapat dibaca di sini.
Setelah melalui proses penyelenggaraan Hibah KARYA! 2013, tim IVAA melanjutkan dengan Hibah Penelitian Seni Visual 2015. Awal Desember 2015, para pemenang hibah telah menyelesaikan esai mereka dan menyerahkannya pada kami.
Ikuti terus Kabar IVAA, karena di edisi mendatang kami akan menyediakan hasil-hasil penelitian melalui situs web @rsipivaa.
Tahun ini adalah tahap ketiga kerja sama IVAA dengan Galeri Nasional Indonesia (GNI).
Melisa Angela menuliskan refleksinya mengkoordinir Pemetaan Seniman Nusantara. Basis data Pameran Temporer GNI saat ini telah dibuka aksesnya melalui tautan ini.
Pembaruan Organisasi
Sepanjang 2015, IVAA menyelenggarakan rangkaian pertemuan internal untuk mempelajari dinamika keorganisasian yang berlangsung sejak 2007. Proses kami lakukan perlahan dan menyeluruh, di tingkat struktur maupun program. Memasuki 2016, RumahIVAA akan tutup mulai 4 hingga 15 Januari 2016, karena kami melakukan beberapa perubahan di Ruang Baca sekaligus pertemuan internal untuk merancang kerja satu tahun ke depan.
Melalui kabar elektronik ini, kami sekaligus hendak memperkenalkan wajah-wajah yang bisa Anda temui melalui layanan online maupun di RumahIVAA. Mari bertegur sapa!
Memasuki tahun 2016, IVAA kembali membuka kesempatan magang dan kerja praktek untuk mahasiswa S1 tanpa spesifikasi jurusan. Tiga muda-mudi bersemangat dari FSMR ISI Yogyakarta telah usai dan meluluskan program kerja prakteknya di IVAA sepanjang Oktober-Desember 2015. Anda dapat simak profil mereka di sini.
Tak lupa, kami selalu mengundang partisipasi Anda: pelaku, penggerak, dan pencinta seni Indonesia, untuk bersama-sama memasuki tahun 2016 sembari menghidupi dinamika pengetahuan yang terinspirasi seni. Kontribusi Anda selama ini telah memberi makna pada keberadaan IVAA. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan, semoga daya upaya yang telah kita kerahkan turut membangun rakyat Indonesia pada kehidupan yang lebih baik.
Salam,
Pitra, Christy, Melisa, Yoshi, Dwi, Santosa, Rosa, Edy, Alit, Sukma, Tia.
** // Highlights //
————————————————————
Jogja Street Sculpture Project 2015 (JSSC), merupakan pameran yang menampilkan karya 32 seniman patung. Pameran ini mengambil tema “Antawacana” yang dalam pewayangan berati dialog. Menurut ketua JSSP 2015 Hedi Hariyanto, pameran ini bertujuan membangun dialog melalui patung, serta karena di Jogja sendiri banyak orang dari berbagai latar belakang saling bertemu, untuk saling berdialog. Pameran dibuka pada 30 Oktober 2015 dan berlangsung hingga 15 Desember 2015, di sepanjang jalan Mangkubumi hingga Kleringan Yogyakarta.
Trashgender, Alternative Queer Performance Art Night
Diselenggarakan di Indonesian Contemporary Art Network (iCAN), 10 Oktober 2015. Selama 2 minggu Ming Wong (Singapura-Berlin) bersama dengan 4 seniman lainnya dari Indonesia dan Australia: Otniel Tasman, Shahmen Suku, Tamara Pertamina, dan Bradd Edwards, melakukan workshop dan belajar mengenai tari klasik Jawa maupun tari kontemporer. Ming dan rekan-rekannya memilih Yogyakarta karena nilai sejarah dan mitos yang kuat mampu berinteraksi dengan kebudayaan kontemporer. Proyek ini menghasilkan karya video dan dokumentasi pendukung dari proses workshop. Video dan pertunjukan di iCAN ini dibawa lagi untuk berpartisipasi dalam The 8th Asia Pacific Triennial di Brisbane, Australia.
Ratmakan Taman Bertumbuh Permainan Hari Siapa Saja/ Playground Open Day
Setelah tinggal dan bekerja di Kampung Ratmakan, Jorgen Doyle dan Hannah Ekin akhirnya membuka “Alun-Alun Ratmakan : Junk Playground”. Minggu, 18 Oktober 2015, Alun-alun Ratmakan dimeriahkan dengan bom air, perang tepung, bermain air semprot-menyemprot, bermain cat, flying fox, dan perosotan. Dimeriahkan pula dengan penampilan Barongsai, K-Pop dan I-pop dance generasi penerus Ratmakan, acara musik serta hiburan lainnya. Di area yang diberi nama alun-alun Ratmakan itu, kita bisa melihat dan belajar “Junkology” yaitu pemanfaatan sampah menjadi sebuah karya. Bertempat di tanah kosong bantaran Kali Code, Jorgen dan Hannah bekerja setiap hari membongkar timbunan sampah, memilah-milah tanah, dan mengumpulkan barang bekas yang semuanya itu kemudian digunakan untuk membangun sebuah taman bermain yang terus bertumbuh. Proyek ini difasilitasi oleh Jogja Independent Residency Project (JIRP) dan Ketjilbergerak.
** // Interview Series //
————————————————————
Frigidanto Agung dan kisah prakteknya sebagai kurator dan produsen acara seni.
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Muhammad Yatim Mustafa (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Rasinta Tarigan (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Kelompok Simpassri – Simpaian Seniman Senirupa Indonesia (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Husin Nanang (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Lalu M. Syaukani (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Handono Hadi (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Agus Priyatno (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Franky Pandana (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
I Nyoman Putra ‘Mantra’ Ardhana (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Joko Prayitno (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Fitri Evita (Medan)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Komunitas Pasir Putih (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Tarfi Abdullah (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
I Wayan Pengsong (Nusa Tenggara Barat)
Pemetaan Seniman Nusantara IVAA – GNI:
Kepala Taman Budaya Nusa Tenggara Barat
============================================================
// February 2016 Edition:
Art Biennale(s) in Indonesia, a study of thematic approach //