Kita semua tentu paham bagaimana pandemi Covid-19 telah membuat hampir seluruh aspek kehidupan kita terbukti kacau. Salah satunya adalah pendidikan. Dalam rangka mengurangi kontak fisik, sekolah menerapkan model belajar secara daring. Semua kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan di sekolah, dan kebanyakan di rumah. Tentu ini bukanlah bentuk pendidikan yang sehat. Buktinya, orang tua menjadi pengasuh sekaligus “guru” bagi anak-anak mereka. Guru juga tak luput dari persoalan, misal jam kerja menjadi tidak jelas. Mereka bisa saja melakukan pengajaran atau setidaknya konsultasi di luar jam kerja. Anak-anak juga sama. Meski mereka sudah terbiasa dengan gawai, belajar daring tentu bukanlah hiburan dan seringnya membosankan. Belajar semakin menjadi formalitas.
Persoalan itulah yang kemudian melahirkan Palet Belajar. Sebuah inisiatif yang bergerak di wilayah eksplorasi model pendidikan dengan peninjauan ulang, menimbang keterbatasan teknis, hingga perumusan dan implementasi modul belajar. Sejak Agustus 2020 Palet Belajar bersama Yayasan Pustaka Kelana membuat beberapa upaya untuk menghidupkan suasana belajar, baik di sekolah maupun daring, dengan metodologi dan konten yang menyenangkan. Mereka mencoba mengaktifkan rumah dengan kondisi keruangan, lingkungan alam, dan kebiasaan keluarga sebagai bagian integral dari proses belajar.
Beberapa hasil upaya itu disuguhkan kepada publik, salah satunya melalui pameran dan diskusi di IVAA. Acara ini digelar pada 5 Agustus-6 september 2022. Beberapa hasil workshop yang telah Palet Belajar lakukan bersama beberapa partisipan sebelumnya dipamerkan. Mulai dari modul yang bisa dipelajari hingga hasil karya anak-anak berdasarkan modul tersebut. Pada pembukaan digelar sebuah diskusi secara hybrid bersama para guru dan kepala sekolah dari beberapa kota partisipan, yakni Yogyakarta, Jakarta, Banyuwangi, Banjarmasin dan Bengkulu. Mereka membagikan progress implementasi dari penerapan modul Palet Belajar ini.
Selain diskusi digelar pula implementasi model belajar Palet Belajar bersama anak-anak di sekitar IVAA. Ada kurang lebih 20-an anak yang mengikuti acara ini. Berdasarkan modul, anak-anak ini diajak untuk bermain guna mengenali beberapa hal mendasar dalam proses belajar, antara lain peta pikiran, daya ingat, investigasi, dan mencatat. Semuanya dilakukan dengan metode permainan dan mengandalkan keadaan lingkungan sekitar Rumah IVAA sebagai data.
Rangkaian acara ini ditutup dengan sebuah FGD pada 6 September 2022 yang diikuti oleh tim Palet Belajar, IVAA, perwakilan guru, dan para pemerhati pendidikan. Salah satu poin penting dari FGD ini adalah bahwa metode pendidikan ala Palet Belajar bukanlah hal baru. Setiap komunitas melalui kebijaksanaan lokalnya sebenarnya sudah mempunyai model pendidikan yang kontekstual. Kehadiran Palet Belajar ini justru sebagai pengingat kita bahwa pendidikan kita saat ini, semaju apapun bidang teknologinya, tetap tidak akan berhasil jika tidak kontekstual dengan situasi komunitasnya.