Komunitas Wayang Merdeka mengajak kita untuk menabrakkan dua hal yang sangat tidak lumrah untuk bertemu, wayang dan alien. Pertemuan dua hal ini dipakai secara simbolis maupun literal untuk membicarakan isu lingkungan. Maka digunakanlah tajuk “Upcycle Art: Wayang Alien”. Setelah menggelar lokakarya seni daur ulang di Kebun Kali Code, Kampung Ledok Tukangan pada 17 Juli 2022, Wayang Merdeka memamerkan beberapa hasil lokakarya itu di IVAA pada 19-28 Juli 2022. Beberapa seniman yang terlibat adalah Adhik Kristiantoro, Agus Cavalora, Bayu Bawono, Dwi Rahmanto, Hangno Hartono, Miko Malioboro, Wisanggeni D Bawono, Lejar Danlartana Hukubun, Ismu Ismoyo, Guntur Susilo, Hananta Nur, Christian Cahya N, Nowantri S Putra, dan Depeng Gembiras.
Pada pembukaan pameran, 19 Juli 2022, dihadirkan karya-karya wayang alien dengan beragam bentuk. Semua digantung sembari dikitari satu lampu warna-warni seperti cahaya Ufo. Semua karya ini dibuat dari material bekas. Mulai dari plastik hingga kardus yang bisa ditemukan di manapun.
Sebuah pertunjukan wayang disuguhkan oleh Wisanggeni D Bawono. Dengan iringan musik dari Bayu Bawono, diceritakan kedatangan beberapa alien ke bumi karena terganggu oleh keadaan bumi yang rusak. Mereka akhirnya berinteraksi dengan para manusia yang ada dalam fenomena kerusakan alam. Alien menculik beberapa dari manusia, membuat kesepakatan supaya manusia memperbaiki perilakunya.
Dalam sambutannya, Venzha Christ, salah satu orang penting di balik HONF, memberi pernyataan bahwa hajatan Wayang Alien ini adalah kabar baik bagi aktivitas seni dan ilmu luar angkasa. Bahwa ilmu luar angkasa masih sangat kurang diminati di Indonesia dan dianggap sebagai pseudo-science. Sementara, sudah banyak sekali penelitian atau eksperimen space-art di luar Indonesia.
Kegiatan lokakarya maupun pameran ini didukung oleh HONF (House of Natural Fiber), FULCODE (Farming Urban Ledok CODE), dan Indonesia Ufo Festival.