Halo semua!
Melalui newsletter edisi Juli-September 2022 ini kami hendak membagikan kabar baik. Mulai dari keluaran program dan arsip, koleksi-koleksi pustaka hingga beberapa acara yang telah digelar di Rumah IVAA.
Di Sorotan Arsip, rekan-rekan bisa menikmati tiga dongeng dari Bunda IVAA, ibu Sri Mediana. Seorang ibu yang dulu pernah bekerja sebagai penyiar di Radio Retjo Buntung Yogyakarta ini menyuguhkan dongeng-dongeng dengan tema arsip, demokrasi, dan budaya untuk anak-anak. Dengan format audio, tiga dongeng itu dapat dinikmati di akun Youtube IVAA.
Selain itu, perpustakaan IVAA punya beberapa koleksi baru. Salah satunya adalah buku “Menghampiri Kebudayaan: Sebuah Sorotan Kritis Perihal Kolektivitas Seni dan Aktivisme” karya rekan-rekan Biennale Jatim IX. Sebuah buku kumpulan esai yang mengulas perihal kolektivitas dan solidaritas ekosistem seni khususnya di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Selain itu ada juga buku “Agen Koming” karya Hamzah. Alih-alih meneruskan perdebatan soal apakah komik itu produk seni visual atau sastra, Hamzah justru menempatkannya sebagai produk sosialisasi politik. Maka, pembacaan atas yang visual dan teks adalah elemen-elemen penting yang tidak bisa dipisahkan. Dua elemen itu memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. SATURASI, sebuah zine terbitan Nu Publishing, di edisi tahun 2022 juga secara khusus mengulas perihal simbol. Mulai dari kesejarahan hingga posisinya di kehidupan sehari-hari kita.
Di samping ketiga pustaka tersebut, rekan-rekan juga bisa membaca sebuah monografi tentang FX Harsono karangan Hendro Wiyanto. Sebagai sebuah monografi, buku ini amat detail dan tidak hanya terpaku di ketokohan seniman besar itu. Sosok FX Harsono menjadi pintu masuk untuk mencermati perkembangan estetika dalam kaitannya dengan dinamika situasi sosial-politik.
Kemudian di rubrik Agenda Rumah IVAA kami kabarkan beberapa acara publik yang telah digelar. Pertama adalah “Palet Belajar: Membuka Ruang Inovasi Pendidikan”, sebuah eksperimen oleh tim Palet Belajar atas model pembelajaran alternatif yang merespon situasi kegiatan belajar-mengajar selama pandemi yang membosankan dan tidak ramah dengan kondisi keluarga. Beberapa keluaran eksperimen ini disuguhkan dalam sebuah pameran di IVAA dengan beberapa mata kegiatan. Kedua, “Upcycle Art Wayang Alien” yang digelar oleh komunitas Wayang Merdeka. Pameran ini juga merupakan upaya menunjukkan keluaran dari proyek lokakarya mereka yang merespon isu lingkungan melalui medium wayang dan gagasan tentang alien. Selain itu, komunitas Wayang Merdeka (diwakilkan oleh Lejar Daniartana Hukubun) bersama IVAA juga turut bekerja bersama warga kampung Pujakusuman dalam acara “Nandur Sedulur”. Melalui dongeng dan lokakarya wayang kardus, praktik seni bersama warga ini menjadi bagian dari agenda panjang Pujakusuman Creative Lab yang diupayakan oleh warga Pujakusuman.
Sekian beberapa kabar baik dari kami. Selain itu, IVAA sangat terbuka atas berbagai macam dukungan dari rekan-rekan semua, mulai dari keanggotaan KawanIVAA, penggunaan ruang, penyewaan alat dokumentasi dan presentasi, hingga penginapan mini. Dukungan dari rekan-rekan tentu sangat berarti bagi keberlangsungan IVAA dan kerja-kerja pengarsipan seni-budaya kita.
Semoga berkenan dan terima kasih.
TIM PENYUSUN
Penyusun: Krisnawan Wisnu Adi
Dokumentasi: Dwi Rachmanto
Tata Letak & Desain: M Fachriza Ansyari