Sebuah kesempatan yang membahagiakan ketika IVAA diajak untuk meramaikan hajatan tetangga. Sewaktu Agustus-an kemarin, rekan-rekan Pujakusuman mengundang IVAA untuk meramaikan acara festival seni-budaya warga Pujakusuman dengan tajuk “Nandur Sedulur”. Festival ini berbeda dari acara Agustus-an yang biasa kita jumpai di kampung-kampung. Mengapa? Karena bukan hanya memperingati kemerdekaan Indonesia sebagai nostalgia tahunan, “Nandur Sedulur” menggarisbawahi keterlibatan generasi muda dalam hal ikatan sosial mereka dengan kampung.
Acaranya sangat meriah. Mengambil tempat di Dalem Pujakusuman, rekan-rekan “Nandur Sedulur” menyuguhkan live mural, kelas kreatif anak, workshop, dialog interaktif, pameran, bazzar, dan photo session. Festival ini digelar hanya sehari, yakni Selasa, 16 Agustus 2022.
IVAA mendapat jatah untuk mengisi acara workshop, dan secara spesial untuk anak-anak Pujakusuman. Tentu IVAA tidak mau sendirian. Akhirnya kami mengajak Lejar Daniartana Hukubun dari komunitas Wayang Merdeka. Lejar Daniartana cukup terbiasa berinteraksi dengan anak-anak, terutama lewat wayang kardusnya. Seniman sekaligus pengajar di jurusan DKV Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain (STSRD), Yogyakarta ini sudah cukup sering menggunakan wayang kardusnya untuk mendongeng kepada anak-anak di banyak tempat. Sama halnya dengan workshop festival “Nandur Sedulur” kemarin, dongeng yang dibawakan Lejar kepada anak-anak banyak menyinggung isu-isu lingkungan dan solidaritas sosial. Anak-anak tidak hanya duduk diam mendengar, tapi juga secara aktif diajak untuk membuat sendiri wayang kardus versi mereka.
Festival ini memang luar biasa. Dan “Nandur Sedulur” adalah satu bentuk konkret dari sebuah inisiatif yang lebih besar bernama “Pujakusuman Creative Lab”. Rekan-rekan Pujakusuman secara mandiri sedang berupaya mewujudkan satu ruang eksperimen untuk aktivasi keberdayaan pemudi-pemuda serta relasi mutual lintas generasi. Mulai dari pemetaan potensi di banyak bidang (seni, pengorganisasian, jejaring, dll) mereka akan memperlebar jangkauan sebagai salah satu infrastruktur kampung yang otonom.