oleh Ganesha Baja Utama
Pada 16 Januari 2020 Indonesian Visual Art Archive (IVAA) menerima tamu dari kawan kawan “The Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies” (ACICIS). ACICIS adalah konsorsium pendidikan nirlaba nasional inovatif yang didirikan pada 1994 untuk mengatasi hambatan akademik, birokrasi dan imigrasi yang secara signifikan telah menghambat siswa Australia untuk melakukan studi semester di universitas-universitas dan beberapa komunitas di Indonesia. IVAA menjadi bagian dari salah satu program kunjungan mereka. Kunjungan dari kawan-kawan ACICIS ini disambut senyum hangat oleh beberapa staf IVAA, yakni Yoga, Sukma, dan Santoso.
Kunjungan ini memang lebih banyak bercerita tentang profil IVAA (sejarah, visi-misi, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan) hingga tanya-jawab. Salah satu pertanyaan yang muncul dari kawan-kawan ACICIS adalah soal bagaimana IVAA menentukan sesuatu sebagai arsip dan selanjutnya bisa diarsipkan. Tentu, IVAA sebagai lembaga arsip pun tidak lagi menjadi pemain tunggal kerja dokumentasi seperti dulu, sehingga mengupayakan kelengkapan arsip peristiwa seni. Sekarang IVAA lebih mengutamakan bekerja dengan basis isu yang relevan dan kontekstual.
Sekitar pukul 11.00 sesi tanya jawab dan presentasi ditutup. Kemudian teman-teman ACICIS diajak berkeliling ruangan (room tour) yang ada di IVAA, mulai dari lantai paling bawah hingga lantai paling atas. Kunjungan ini diakhiri dengan makan dan foto bersama di ruang tengah.
Artikel ini merupakan rubrik Agenda Rumah IVAA dalam Buletin IVAA Dwi Bulanan edisi Januari-Februari 2020.