Belajar Sama-Sama!
Salam jumpa pembaca semua. Edisi kedua e-newsletter IVAA 2019 kini hadir kembali ke hadapan kita semua. Tepat di saat masyarakat masih menunggu hasil penghitungan yang dilakukan oleh KPU, sambil menikmati berbagai hidangan drama politik di media, kabar dari masyarakat seni juga tidak kalah dinamis. Berbagai dukungan pada kedua paslon dari para seniman diwujudkan melalui aktivitas kesenimanannya, melalui penyelenggaraan pameran dan panggung pertunjukan yang menjadi peristiwa kolektif. Barangkali sebagian dari kita sudah cukup jenuh dengan berita yang isinya copras capres yang cukup menyedot perhatian khalayak, yang kemudian lupa pada persoalan yang betul-betul terjadi di akar rumput. Belum lagi ramainya respon yang dimunculkan dari film Sexy Killers yang mampu mengambil momen.
Tidak jauh dari berbagai kemeriahan tersebut, kita tetap menyoroti upaya produksi pengetahuan yang berlangsung di sekitar masyarakat seni budaya, terutama yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya, yang sesungguhnya mampu berjalan di atas keberagaman konteks dan urgensi. Keberadaan berbagai ruang yang diinisiasi oleh seniman, budayawan dan akademisi yang kami hadirkan pada edisi ini perlu untuk kita garis bawahi, agar kesadaran kita ketika membicarakan aktivitas seni tidak terbatas pada pameran ataupun penyelenggaraan festival yang hingar-bingar dan menghabiskan banyak biaya. Di luar itu banyak upaya dengan energi yang tidak kecil, kadang berbiaya nol rupiah, tak jarang senyap, namun memiliki potensi pengetahuan yang perlu kita beri perhatian.
Di edisi ini, bersama beberapa kawan yang sedang magang di IVAA, kami menggarisbawahi apa yang untuk sementara kami namai dengan inisiatif literasi (walaupun selanjutnya istilah ini kami persoalkan sendiri). Kami menyoroti berbagai ruang-ruang pengetahuan yang dimunculkan dari bawah jembatan Siluk yang bersama dengan anak-anak membuka ruang belajar dan menggambar selain mengelola koleksi perpustakaan, Kelas Suluk Budaya yang diinisiasi salah satunya oleh Hasan Basri, upaya pengorganisasian yang sempat diupayakan melalui forum katalis Ali Umar, penerbitan jurnal lembar oleh MDTL dan komunitasnya, komunitas Sastra Jawa dengan Babaran Segara Gunung, hingga metode riset artistik yang dipraktikkan oleh Ivan Sagita dan Yogya Open Studio. Berbagai upaya tersebut kami dekati dengan melihat potensi pengetahuan yang bisa dimunculkan, selain di sisi lain, barangkali juga menjadi ruang eksplorasi kapital sosial bagi para senimannya. Akan tetapi, apapun motivasi dan niat baiknya, tidak akan bisa kita rasakan jika tidak ada perwujudan materialnya. Hal-hal yang kita ketengahkan disini tentu memberikan pelajaran bahwa langkah-langkah yang sudah diwujudkan pastinya bisa kita apresiasi sekaligus evaluasi bersama. Karena dari proses tersebut, berbagai discourse kebudayaan mendapatkan tempatnya. Bahwa dari proses itu juga beragam individu memperoleh ruang untuk berkembang dan bertumbuh bersama. Bahwa dari ruang-ruang tersebut suatu kota juga mendapatkan maknanya.
Salam budaya, selamat membaca!
Lisistrata Lusandiana
Pemimpin Redaksi
I. Pengantar Redaksi
Oleh: Lisistrata Lusandiana
II. Kabar IVAA
Sorotan Dokumentasi
Oleh: Dwi Rahmanto, Lisistrata Lusandiana, Krisnawan Wisnu Adi, Hardiwan Prayogo, Rully Adi Perdana, Ahmad Muzakki, Najia Nuriyana,, Wahyu Siti Walimah, Nur Rizki Aini, dan Esha Jain.
Sorotan Pustaka
Oleh: Gladhys Elliona Syahutari, Ahmad Muzakki, Najia Nuriyana
Sorotan Arsip
Oleh: Hardiwan Prayogo
Karya dalam Peperangan dan Revolusi
III.Agenda RumahIVAA
Oleh: Ahmad Muzakki, Rully Adhi Perdana
IV.Esai Telusur
Oleh: Elok Santi Jesica
Tim Redaksi Buletin IVAA Maret-April 2019
Pemimpin Redaksi: Lisistrata Lusandiana • Redaktur Pelaksana: Krisnawan Wisnu Adi • Penyunting: Lisistrata Lusandiana, Krisnawan Wisnu Adi, dan Hardiwan Prayoga • Penulis: Dwi Rahmanto, Krisnawan Wisnu Adi, Hardiwan Prayogo, Gladhys Elliona Syahutari • Kontributor: Elok Santi Jesica, Rully Adi Perdana, Ahmad Muzakki, Najia Nuriyana, Wahyu Siti Walimah, Nur Rizki Aini, dan Esha Jain • Tata Letak & Distribusi: M Fachriza Ansyari