RumahIVAA
8 Agustus 2023
RumahIVAA
8 Agustus 2023
Dhiyah Istina adalah salah satu peserta magang IVAA periode Juni-Agustus 2023. Ia bertugas menjadi salah satu notulen kegiatan diskusi Kegiatan Anotasi Bibliografi Seniman Perempuan Indonesia (1940-1970) di RumahIVAA pada hari Selasa, 8 Agustus 2023. Proses diskusi ini dilakukan dalam rangka pembuatan anotasi dalam bentuk kolaborasi, melihat kemungkinan untuknya berkembang dan berkelanjutan.
Ruang diskusi ini lahir dari kerjasama Hyphen–– dan RUAS (Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan) dalam mengulas rekam jejak perempuan seniman di Indonesia khususnya tahun 1940-1970. Diskusi terbatas ini diawali dengan pengenalan nama dan latar belakang dari masing-masing peserta. Pengenalan tersebut menunjukkan keragaman latar belakang peserta, dari seniman, peneliti, penulis, seniman, sampai pengamat seni. Hampir seluruh peserta diskusi adalah perempuan.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan singkat dari proses pengerjaan/penelitian yang telah dan sedang dilakukan oleh Hyphen–– dan RUAS. Hyphen–– menjelaskan mengenai ketertarikannya saat meneliti seniman perempuan, terutama saat mereka mendapati fakta bahwa meneliti satu perempuan seniman berarti juga harus melihat/meneliti perempuan-perempuan seniman lain yang ada disekitarnya. Hal tersebut terungkap setelah melihat pergerakan-pergerakan perempuan seniman yang berkelompok pada masa tersebut. Akhirnya, lahirlah nama Kustiyah et-al, yang berarti juga melihat dan meneliti perempuan-perempuan seniman di sekitar Kustiyah.
Peserta diskusi kemudian dibagi menjadi dua kelompok: Kelompok A membahas anotasi bibliografi dan periode (sumber – kerangka), sedangkan kelompok B membahas tentang bagaimana merespon ide antar pelaku atau audiensi agar anotasi sumber dan kerangka tersebut tidak hanya disikapi sebagai sebuah teks. Diskusi berkelompok ini dibatasi selama 90 menit. Selanjutnya, setiap kelompok diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi berjalan dengan sangat menarik.
Seruan untuk terus melanjutkan gerakan ini terasa begitu nyata. Memang sangat disayangkan apabila diskusi ini hanya terhenti pada kegiatan ini saja. Terlebih diskusi ini telah membuat jejaring antara para perempuan dengan latar belakang berbeda yang memiliki tujuan sama. Yang terbayang-bayang di kepala adalah seruan Lantas, kapan dimulai? Pertanyaan tersebut terdengar begitu lantang di telinga. Sungguh ketika duduk di antara para perempuan-perempuan hebat ini rasanya ada semangat yang terbakar di dalam hati. Kepedulian menyuarakan dari perempuan-oleh perempuan-untuk perempuan. Meskipun selama ini masing-masing dari mereka telah melakukan praktik tersebut secara mandiri, namun energi yang terpancar di hari itu sungguh sangat besar. Seolah mereka saling menunggu untuk dipertemukan.
Diskusi yang dirancang berjalan selama kurang lebih 120 menit ini rupanya menjadi salah satu catatan penting dari sebuah perjalanan dalam mengulik perempuan seniman di era 1940-1970. Semoga doa-doa baik dari peserta diskusi ini mampu menjadi langkah untuk keberlanjutan jejaring agar dapat melahirkan karya dalam bentuk yang beraneka ragam. Tentunya dengan tujuan untuk selalu menumbuhkan pengetahuan masyarakat luas tentang perempuan seniman.