Salam, KawanIVAA!
Mulai edisi ini, kami akan secara berkala mengirimkan sepilihan kabar kegiatan IVAA. Anda dapat berlangganan dengan memasukkan alamat email di sini, atau meramaikan halaman Facebook dan Twitter IVAA.
IVAA makin memantapkan posisinya sebagai salah satu organisasi yang memiliki mandat untuk senantiasa mengembangkan wacana pengarsipan seni budaya di Indonesia. Berkaitan dengan itu, awal September 2015 lalu, kami melakukan rangkaian pertemuan internal untuk menyegarkan visi dan misi IVAA yang mewujud dalam penajaman kegiatan arsip, dokumentasi, dan layanan pustaka seni rupa.
Sejak awal tahun ini IVAA menambahkan sejumlah koleksi yang dapat diakses melalui @rsipIVAA dan katalog perpustakaan online. Perolehan total dokumentasi dari Januari 2015 adalah 160 judul yang disimpan sebagai audio, foto, video digital, dalam kurun waktu yang sama 1000 judul terbitan seni rupa dapat diakses langsung di Perpustakaan IVAA.
Simak profil organisasi dan tim kerja IVAA di sini. Anda pun dapat mendaftar menjadi anggota perpustakaan dengan mengisi formulir ini serta membayar biaya pendaftaran.
Berjejaring dengan lembaga-lembaga pengarsipan seni budaya di Indonesia, IVAA tergabung dalam Jaringan Arsip Budaya Nusantara (JABN). Program JABN mulai disegarkan kembali di 2016.
** // Upcoming at RumahIVAA //
————————————————————
** Art and Politics between Visual and Text | Victor Ehikhamenor @RumahIVAA, Selasa/Tuesday, 27 Oktober 2015, 16.00-18.00 WIB
————————————————————
Part of Biennale Jogja 2015 Discussion Series. Talk moderated by Adelina Luft in English.
See also: http://program.ivaa-online.org/events/event/art-and-politics-between-visuals-and-text-victor-ehikhamenor/
** Film Screening and Talk with Patricia Chen | @RumahIVAA, Senin/Monday, 2 November 2015, 16.00-18.00 WIB
————————————————————
China’s Art Missionary gives a glimpse into the art collecting universe of legendary Swiss collector Uli Sigg – his dogged determination and dispassionate approach to create a “historical document” of Chinese contemporary art, uninhibited by controversies and societal taboos. It is an inspiring journey of a westerner entering the heart of the Chinese cultural space, as a preserver and custodian of cultural assets which are not his own.
Run time: 19 minutes
Language: English & Chinese (in English Subtitles)
Talk in English. For the premiere in Yogyakarta, Patricia Chen displays an accompanying book specifically published to proceed the film production. Visitors of this event are encouraged to purchase said book.
See also: http://program.ivaa-online.org/events/event/screening-for-chinas-art-missionary-chen-uli-sigg/
** // Highlights //
————————————————————
** Perkembangan Hibah Penelitian Seni Visual 2015
————————————————————
IVAA menerima 120 proposal untuk Hibah Penelitian Seni Visual 2015. Dewan Penilai yang terdiri dari Ong Hari Wahyu, Dr. Wulan Dirgantoro dan Hendro Wiyanto; menghasilkan keputusan peraih hibah yaitu Sudarmoko, Brigitta Isabella, dan Galuh Ambar Sasi. Kini ketiga peraih hibah sedang menyusun tulisan ilmiah masing-masing, setelah memperoleh masukan dari pertemuan dengan akademisi dan narasumber arsip, yang kami adakan 1 Oktober lalu. Dalam pertemuan para peraih hibah mempresentasikan temuan awal yang dikomentari oleh para hadirin. Tulisan ilmiah dari penelitian selesai pada akhir November 2015. Selengkapnya >>
** // Collections //
————————————————————
** Dokumentasi Seri Ceramah/ Diskusi “Guru-guru Muda”
————————————————————
IVAA menyambut tawaran kerja sama dari Langgeng Art Foundation (LAF) untuk mendokumentasikan Seri Ceramah/ Diskusi “Guru-guru Muda”. Sorotan untuk kabar kali ini adalah tentang Seri Ceramah #2 bersama Terra Bajraghosa: Membaca Komik Mandiri, 5 Mei 2015. Terdapat dokumentasi video dan essay oleh Terra untuk ceramahnya. Selengkapnya >>
————————————————————
** Wawancara dengan Theresia Agustina Sitompul
————————————————————
IVAA mewawancarai Theresia Agustina Sitompul (Tere) saat pembukaan pameran tunggalnya di Bentara Budaya Yogyakarta, 7 Maret silam. Pameran ini berjudul ‘Pada Tiap Rumah Hanya ada Seorang Ibu”. Tere (lahir di Pasuruan, 1981), menjelaskan latar belakang ide pameran yang banyak dipengaruhi kehidupan masa kecil. Selengkapnya >>
————————————————————
** Peluncuran Buku dan Diskusi ‘Kurasi dan Kuasa: Kekuratoran dalam Medan Seni Rupa Kontemporer Indonesia’
————————————————————
Peluncuran Buku dan Diskusi ‘Kurasi dan Kuasa: Kekuratoran dalam Medan Seni Rupa Kontemporer Indonesia’, 9 Mei 2015 di Rumah Seni Cemeti. Agung Hujatnikajennong diundang menjadi pembicara yang menjelaskan prosesnya mengalihformatkan disertasi menjadi buku teks seni rupa. Selengkapnya >>
————————————————————
** Performance Art ‘Floating Soul’
————————————————————
Performance Art ‘Floating Soul’ berlangsung di Kersan Art Studio, 14 Juni 2015. Performance ini berawal dari konsep instalasi Floating Soul, tentang jiwa-jiwa Indonesia yang mengambang. Fitri Setyaningsih dan Neri Novita mengembangkan konsep tersebut dalam gerak meditasi. Musik ditata oleh Michal Mitro menggunakan instrumen bambu dan daun tebu. Selengkapnya >>
————————————————————
** Arsip Gerakan Sosial di Wilayah Seputaran Gunung Kendeng
————————————————————
Attakk dari Roemah Goegah (Pati) berbagi dokumentasi kelompoknya kepada IVAA, yakni kumpulan liputan media massa, tentang pergerakan bertemakan lingkungan di daerah Pati dan sekitarnya. Tradisi lokal dan ekosistem merupakan isu yang gencar diserukan di Pati, baik oleh kelompok penggiat seni baik perorangan ataupun berkelompok seperti seperti Cah Juwana Pluralitas (CJP), Komunitas Boemi, Imam Bucah, dan Azis Wisanggeni, yang membahasakan kepedulian mereka terhadap lingkungan melalui kesenian. Selengkapnya >>
————————————————————
** Het Ideaal Van Een Moderne Indonesische Schilderkunst 1900 – 1995
————————————————————
Buku yang dicetak sendiri oleh Helena Spaanjard ini merupakan olahan dari tulisan pasca studi doktoralnya. Tema tulisannya adalah gagasan para pelukis modern Indonesia yang berkarya sejak 1900 hingga 1995, mengenai seni rupa Indonesia, yang hendak merevisi asosiasi dunia barat bahwa seni di Indonesia bukan hanya sisa peninggalan Hindu Jawa. Buku ditulis dalam bahasa Belanda, dengan ringkasan berbahasa Inggris di bagian belakang. Terbit tahun 1998 di Amsterdam. Selengkapnya >>
————————————————————
** Asian Modernities Chinese and Thai Art Compared, 1980 To 1999
————————————————————
Buku ini ditulis John Clark dari penelitian primernya atas tulisan vernakular dan materi wawancara, saat meneliti jejak modernitas di Cina dan Thailand. Tulisannya mengungkap sudut pandang teoritis tentang genealogi modernitas dan dualisme antar globalisasi dengan identitas artistik transnasional di kedua wilayah tersebut. Berbahasa Inggris, terbit 2006 di Sydney. Selengkapnya >>
————————————————————
** Jeihan Sang Maestro, Pemikir, Penyair, Perupa
————————————————————
Buku ini ditulis oleh Jakob Sumardjo dan Mamannoor. Figur–figur manusia Jeihan Sukmantoro dalam lukisan memiliki ciri bermata hitam tajam, dengan simbol-simbol pewarnaan terang dan gelap. Buku ini juga memapaparkan perjalanan kehidupan Jeihan dalam proses belajar melalui pengamatan lingkungan, pergaulan, pemikiran, dan proses kreatif. Berbahasa Indonesia, 130 halaman, terbit 2015 atas prakarsa Jeihan Institute. Selengkapnya >>
————————————————————
** Ars Longa Vita Brevis
————————————————————
Katalog ini menampilkan karya-karya para perupa Indonesia yang berkiprah tahun 40-50an. Untuk pameran Ars Longa Vita Brevis (Seni Panjang Hidup Pendek), ditampilkan pula 41 karya di atas kertas berbagai ukuran. Dilengkapi tulisan dan ulasan para kritikus seperti Dan Soewarjono, Kusnadi, Basuki Resobowo, juga Laporan Seminar “Sejarah Seni Rupa Indonesia” di UGM tahun 1956. Diterbitkan 2011 oleh Bentara Budaya Yogyakarta. Selengkapnya >>
————————————————————
** // Outreach //
————————————————————
** Penerjemahan Dokumen Terpilih Seni Rupa Indonesia 1980an – 1990an
————————————————————
IVAA bekerjasama dengan SAM Fund dan Asia Art Archive menerjemahkan sejumlah dokumentasi seni rupa dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris. Dokumentasi teks yang diterjemahkan seluruhnya terkait lima perhelatan seni rupa terpilih yang berlangsung di Jakarta dan Yogyakarta sepanjang 1980an – 1990an. Selengkapnya >>
————————————————————
** Arsip Opini “Menggembosi Jogja”
————————————————————
Menggembosi Jogja adalah upaya IVAA mengamati kembali topik bahasan yang menghangat di Yogyakarta, khususnya mengenai isu keistimewaan. Melalui Menggembosi, kami hendak mengumpulkan sebanyak-banyaknya opini masyarakat yang tertampung di Internet, mewujud dalam aksi seni khususnya seni jalanan, dan opini yang muncul dalam forum tatap muka. Menggembosi adalah rintisan kegiatan membaca arsip yang dilakukan IVAA, untuk topik yang tidak secara langsung berkaitan dengan seni rupa.
————————————————————
** // RumahIVAA //
————————————————————
** ‘Lalu Lintas Pengetahuan Seni Rupa BDG-YK’, 9 April 2015
————————————————————
Acara ini bagian dari rangkaian Pameran ‘Karyawisata’ di Jogja Contemporary yang dikuratori Chabib Duto Hapsoro. ‘Karyawisata’ diikuti 6 perupa muda Bandung. Dalam program ini mereka masing-masing mengunjungi studio seniman pilihannya di Yogya. Seniman yang dikunjungi lantas dilibatkan sebagai referensi pembuatan karya. Selengkapnya >>
————————————————————
** ‘Annotation’, 27 April 2015
————————————————————
RumahIVAA menyelenggarakan sebuah diskusi terbuka bertajuk ‘ANNOTATION: Menerawang Ingatan, Gagasan, dan Kerja-kerja Pengarsipan, Seni dan Kebudayaan di Indonesia Kontemporer’. Diskusi ini ditujukan untuk menggali pertanyaan-pertanyaan dari wawasan, prediksi, dan spekulasi mengenai situasi seni rupa Indonesia selama 10 tahun terakhir. Selengkapnya >>
————————————————————
** ‘Membedah Alibasah Sentot Prawirodirjo’, 26 Juni 2015
————————————————————
Aji Prasetyo berbicara mengenai komiknya, ‘Harimau dari Madiun’. Komik ini menceritakan Sentot Prawirodirjo, panglima perang andalan Pangeran Diponegoro yang memutuskan bergabung dengan militer kerajaan Belanda. Ngobrol komik ini mengundang Kurnia H. Winata dan M. Hadid sebagai penanggap, dan dimoderatori Terra Bajraghosa. Kegiatan ini terselenggara dari kerjasama IVAA dengan Rumah Komik Museum dan Tanah Liat (MDTL).
Selengkapnya >>
————————————————————
** ‘Kelas Seni Protes’, 29-30 September 2015
————————————————————
Kegiatan ini bertujuan mengasah sensibilitas terhadap keadaan saat ini, kemudian mengajak berpikir perlukah untuk melakukan protes, siapa yang akan diprotes, serta bagaimana cara melakukan protes. Kelas berlangsung 2 hari, diampu 2 seniman yakni Iwan Wijono dan Arahmaiani. Selengkapnya >>
————————————————————
** ‘Taman Bertumbuh’, 9 Oktober 2015
————————————————————
Jogja Independent Residency Program (JIRP) kali ini bekerja sama dengan Ketjilbergerak untuk memfasilitasi residensi dua seniman-peneliti The Arts Factory (Hobart, Tasmania), yaitu Jorgen Doyle dan Hannah Ekin pada bulan Agustus hingga Oktober 2015. Proses mereka tinggal dan berinteraksi dengan masyarakat di Kampung Ratmakan. Selengkapnya >>
————————————————————
** Kunjungan Europalia, 11 April 2015
————————————————————
Lihat galeri foto
————————————————————
** Kunjungan Friends of Museum Singapore, 17 April 2015
————————————————————
Lihat galeri foto
————————————————————
** Kunjungan Erudio School of Art, 5 Juni 2015
————————————————————
Lihat galeri foto
————————————————————
============================================================
Subscribe as KawanIVAA here / Jadilah KawanIVAA dengan mengisi formulir ini
Receive #KabarIVAA via e-mail by registering here / Daftarkan alamat e-mail Anda untuk menerima #KabarIVAA langsung di inbox e-mail, dengan mengisi formulir ini.