Oleh: Sita Magfira
Sepanjang Februari sampai Maret 2017, IVAA membuka pendaftaran Lokakarya Pengarsipan dan Penulisan Seni Rupa. IVAA menerima 32 berkas pendaftar dari berbagai daerah (Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, Solo, dan Mataram). Sejak 5 April kemarin, telah terpilih 15 orang peserta lokakarya. Peserta dipilih, khususnya, berdasar contoh tulisan yang mereka kirimkan. Seluruh rangkaian lokakarya ini akan dilangsungkan selama kurang lebih 2 minggu sejak Mei 2017. Selama masa lokakarya, para peserta bukan hanya mendapatkan materi terkait arsip dan pengarsipan seni rupa (praktik dan wacana tentangnya). Mereka juga akan mendapatkan materi-materi lainnya macam sejarah seni rupa, sejarah dan perkembangan sosial humaniora dan seni rupa, serta dasar-dasar penulisan. Selain itu, peserta akan diminta untuk melakukan penelitian mandiri dengan dampingan mentor. Sebagai gong dari pelaksanaan lokakarya, peserta akan diarahkan untuk melakukan kerja-kerja berbasis pengarsipan dan penulisan dalam persiapan Pameran “Kuasa Ingatan” Festival Arsip IVAA (Fest!Sip).
Lokakarya Penulisan dan Pengarsipan Seni Rupa pada dasarnya adalah salah satu rangkaian acara Fest!Sip. Fest!Sip digagas oleh IVAA sebagai usaha untuk memproduksi pengetahuan dan memancing gairah publik pada kerja pengarsipan. Format festival sengaja dipilih untuk menggerus pandangan soal arsip sebagai sesuatu yang kaku dan sangar. Arsip sudah seharusnya dimaksimalkan sebagai sesuatu yang tidak ajeg. Ia bisa diolah untuk memproduksi pengetahuan dan menjadi sumber inspirasi bagi karya/kerja kesenian dan kebudayaan. Sementara pengarsipan sendiri adalah praktik yang perlu ditinjau dan direfleksikan secara terus-menerus guna menemukan metodologi yang sesuai dengan semangat jaman dan kondisi masyarakat bekas jajahan macam Indonesia.
Mengamati dinamika medan sosial seni rupa Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang, lokakarya sebenarnya bukanlah hal yang baru. Beberapa institusi selain IVAA telah melakukan inisiatif serupa, bahkan sudah dalam kurun waktu yang cukup lama. Yang membedakan, IVAA secara khusus mengintegrasikan penulisan seni rupa berbasis arsip dan pengetahuan dasar pengarsipan dalam lokakaryanya. Sebagai institusi yang fokus pada arsip dan pengarsipan, IVAA hendak mengenalkan praktik dan wacana terkait arsip dan pengarsipan lewat lokakarya ini, khususnya kepada generasi muda. Dalam lingkup yang lebih luas, IVAA melihat adanya kebutuhan akan tenaga baru sebagai pengarsip dan penulis seni rupa di Indonesia. Lokakarya ini diharapkan bisa jadi wadah bagi munculnya individu-individu baru dalam praktik tersebut. Kehadiran individu-individu baru dalam praktik pengarsipan dan penulisan seni rupa diharapkan bukan saja membuat medan sosial seni rupa Indonesia jadi makin dinamis tapi juga makin segar dan berkualitas.
Sita Magfira (l.1991) adalah kurator paruh waktu, tergabung dalam komunitas Ketjil Bergerak dan Lifepatch. Pada tahun 2014 Sita terpilih menjadi satu dari tiga peserta yang lolos workshop kuratorial yang diselenggarakan oleh Japan Foundation untuk kemudian mengikuti Next Generation Curators of Southeast Asia Program di Jepang. Proyek seni terakhirnya antara lain “Jinayah Sisayah” dan pameran “Arus Bawah”.
Artikel ini merupakan bagian dari rubrik Festival Arsip dalam Buletin IVAA Dwi Bulanan edisi Maret-April 2017.