MEMBANGUN KULTUR KEMANDIRIAN DAN KESETARAAN
DALAM ADVOKASI DISABILITAS
IVAA-Wayang Limbah Ki Samidjan

Sebagai warga negara, disabilitas mempunyai hak yang sama dengan non disabilitas. Upaya pemenuhan hak-hak tersebut terkadang terhalang oleh situasi, antara lain: 1) informasi mengenai kebutuhan dan keadaan penyandang disabilitas tidak memadai; 2) pemahaman tentang kebutuhan dan keadaan disabilitas belum selaras antara penyandang dan pengambil keputusan publik; 3) sikap mental yang menumbuhkan ketergantungan masih dominan; 4) pelayanan terhadap disabilitas belum menjadi arus utama dan 5) penyandang disabilitas ditempatkan atau menempatkan dirinya sebagai obyek daripada subyek yang sadar dan aktif.

Di satu sisi, beragam tuntutan agar hak-hak disabilitas terpenuhi sudah sering dilakukan oleh penyandang disabilitas. Ukuran keberhasilannya barangkali masih dinilai berdasarkan: “alat bantu atau bantuan tunai sudah tersampaikan”, belum berdasarkan: “sejauhmana tujuan memandirikan penyandang disabilitas dan relasi-relasi yang manusiawi dicapai”.

Advokasi hak kemudian menyempit dalam tindakan menuntut dan memenuhi tuntutan, tidak tumbuh secara kreatif sebagai tindakan menumbuhkan ekosistem yang mendukung kesetaraan dan kemanusiaan.

Diskusi ini bagian dari Pameran Seni Raba karya Muhamad Haryanto (Nanang), seorang perupa terlahir tuna netra.

Narasumber:
1. Sipora Purwanti-SIGAB Indonesia
2. Triyono-Difabike Yogyakarta
3. Setia Adi Purwanta- Dria Manunggal

Moderator: Kus Sri Antoro (Wayang Limbah Ki Samidjan)

Diskusi akan berlangsung pada Jumat 24 Juni 2022 pukul 15.00-16.30
di Indonesian Visual Art Archive

Acara ini terbuka untuk umum.

#arsipivaa #dokumentasiivaa #ivaaarchive #documentationivaa #archive #art #senirupa #visualart #arsipsenibudaya #arsipsenirupa #rumahivaa #ivaa #indonesianvisualartarchiveterba