Penulis: Martinus Danang Pratama Wicaksana (Pemagang IVAA)
Judul: Kisah Mawar Pandanwangi
Penulis: Sori Siregar & Tim S. Sudjojono Center
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit: 2017
Tebal: 68 hal
ISBN: 978-602-424-317-3
Nomor panggil IVAA Library: 709 Sir K
Kisah cintanya dengan Sudjojono membuat sosok perempuan ini menjadi inspirasi Sudjojono dalam setiap lukisannya.
Rose Pandanwangi begitulah nama panggungnya sebagai penyanyi seriosa kebanggaa Indonesia bahkan kebanggaan Soekarno sendiri. Nama awalnya adalah Rose namun kemudian hari ditambah Pandanwangi oleh Sudjojono dengan alasan bahwa Rose janganlah mendompleng nama Sudjojono untuk menjadi terkenal. Sudjojono ingin Rose dikenal dengan namanya sendiri bukan numpang ketenaran nama Sudjojono.
Rose dikenal sebagai penyanyi seriosa terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Namanya mulai bersinar ketika mengikuti Festival Pemuda di luar negeri mewakili Indonesia. Bahkan namanya juga tidak pernah absen dalam pagelaran bintang radio sehingga membuat dia terus-terusan menjadi langganan juara. Suaranya juga dipuji oleh Soekarno ketika diundang bernyanyi di istana “Apakah kalian dengar? Ini namanya bernyanyi” (hlm 48).
Sama dengan para seniman yang lainnya pada masa awal-awal kemerdekaan di mana kesenian sebagai alat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Rose pun ketika awal kemerdekaan Indonesia juga turut memperjuangkan kemerdekaan lewat suaranya di kancah internasional yakni dalam Forum Pemuda. Hal inilah yang menarik bahwa ketika awal kemerdekaan, masyarakat Indonesia masih menenteng senjata mempertahankan kemerdekaan bagi Rose perjuangannya adalah lewat menyanyi.
Pencapaian Rose dalam seni suara membuat nama Indonesia dikenal oleh kalangan internasional. Tidak hanya itu tetapi nama Rose juga dikenal dalam dunia tarik suara secara internasional. Hal ini tidak terlepas dari latihan-latihannya yang keras dalam bernyanyi seriosa. Bakat seriosanya ketika itu berbeda dengan kebanyakan penyanyi lainnya. Suara seriosa Rose memiliki suara yang khas Indonesia begitulah yang dipuji oleh kebanyakan orang yang mendengarkannya.
Perjuangan Rose dalam mengenalkan Indonesia dalam kancah internasional juga mengantarkannya Rose dalam pertemuan pertama dengan Sudjojono. Ketika itu delegasi Indonesia yang juga terdapat Sudjojono berangkat ke Berlin untuk mengikuti festival kesenian. Pada saat itulah pertemuan pertama mereka secara tidak sengaja yakni ketika Rose meminta tanda tangan Sudjojono, namun ketika itu Rose masih belum mengenal siapa itu Sudjojono. Ketika meminta tanda tangan Sudjojono pulpen dari Rose tertinggal dan dibawa oleh Sudjojono. Inilah yang membuat mereka semakin lama semakin dekat.
Kedekatan Sudjojono dengan Rose ditentang banyak pihak salah satunya adalah PKI yang di mana Sudjojono adalah anggota partai tersebut bahkan menjadi wakil dalam dewan. Hal ini dikarenakan bahwa Rose dan Sudjojono sama-sama memiliki pasangan yang sah dan juga sama-sama memiliki anak. Mereka berdua berkeinginan untuk menikah dan menceraikan pasangannya.
Meskipun kisah cintanya banyak ditentang banyak orang, namun kisah cinta mereka mampu mengalahkannya. Meskipun cinta mereka yang menang akibat yang ditanggung pun cukup besar. Salah satunya adalah Sudjojono harus keluar dari PKI yang sebelumnya berbeda pendapat mengenai pilihan cinta Sudjojono. Sehingga Sudjojono harus menghidupi keluarganya hanya dengan mengandalkan profesinya sebagai pelukis (hlm 58).
Tidak hanya itu saja tetapi Sudjojono sampai difitnah oleh beberapa anggota PKI sehingga membuatnya harus kehilangan banyak pelanggan untuk melukis. Hal ini membuat Rose semakin marah atas fitnahan yang dilontarkan oleh anggota PKI. Bahkan Rose sampai harus menantang fitnahan PKI karena rasa cintanya terhadap Sudjojono.
Rasa cinta Rose yang besar terhadap Sudjojono pun juga terlihat ketika penangkapan simpatisan PKI setelah geger 1965. Rose tidak terima dengan penangkapan Sudjojono, hal ini dikarenakan bahwa Sudjojono sudah lama keluar dari PKI dan tidak tahu menahu dengan peristiwa 1965 itu. Sehingga Rose meminta Adam Malik teman dari Sudjojono yang masuk dalam pemerintahan untuk mencari tahu keberadaan Sudjojono. Tidak berselang lama Sudjojono pun kembali ke keluarga.
Rose menjadi salah satu inspirasi Sudjojono dalam melukis. Kadangkala Sudjojono melukis Rose dengan berbagai aktivitasnya ketika Sudjojono kesusahan dalam menuangkan ide-idenya itu. Tidak hanya itu bahkan Rose sampai menunggui Sudjojono ketika melukis bahkan sampai malam menjelang Rose dengan setia mendampingi Sudjojono.
Kisah cinta Sudjojono dengan Rose tergambarkan dengan baik dalam buku ini. Rose tidak hanya dikenal sebagai penyanyi seriosa terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Tetapi Rose juga sebagai inspirator bagi Sudjojono dalam segala karya-karyanya. Inilah sebuah kisah Rose yang mengantarkan Sudjojono hingga namanya menjadi harum semerbak.
Artikel ini merupakan bagian dari Rubrik Sorotan Pustaka dalam Buletin IVAA Juli–Agustus 2017.