Galeri Cemeti-Institut Seni untuk Masyarakat
19 Juli 2018
Galeri Cemeti-Institut Seni untuk Masyarakat
19 Juli 2018
Oleh: Chusnul Khasanah (Kawan Magang IVAA)
Musik instrumental dengan suara yang khas, kemudian diikuti video tanpa suara dan seorang wanita asing menari ‘Jaranan Buto’ secara kikuk dibawah pendar cahaya merah berlangsung mistis malam itu. Pertunjukan ini adalah salah satu rangkaian pertunjukan dalam Jejak Tabi Exchange 2018. Merujuk pada teks kuratorial, Jejak Tabi Exchange 2018 merupakan sebuah festival keliling yang diprogramkan sebagai bentuk pertukaran dan ajang pertunjukan untuk para seniman kontemporer Asia. Acara ini fokus pada dua kota di Asia. Untuk tahun 2018, Jejak Tabi Exchange memilih Yogyakarta dan Kuala Lumpur sebagai wadah pertunjukan. Khusus di Yogyakarta, berlangsung pada 13 Juli-11 Agustus 2018. Salah satu rangkaian acara dari Jejak Tabi Exchange adalah mempersembah showcase Image Of The Giant karya Yennu Ariendra. Showcase tersebut digelar pada 19 Juli di Galeri Cemeti-Institut Seni untuk Masyarakat. Dalam showcase ini, tim arsip IVAA diwakili oleh beberapa kawan magang IVAA, diantaranya Chusnul Khasanah, Mega Mahardhika, Nilna Faza dan Apriani Pratiwi.
Pertunjukan yang dipersembahkan dari proyek Image of The Giant berupa komposisi musik tanpa lirik, video art, dan tari ‘Jaranan Buto’. Lebih tepatnya Yennu membuat sebuah kolaborasi musik digital kontemporer yang dikolaborasikan dengan musik tradisional. Untuk persembahan sebuah komposisi musik, Yennu dibantu oleh Mo’ong S Pribadi. Kolaborasi dari dua komposer ini menghasilkan harmoni sebuah musik tanpa lirik. Musik yang dimainkan Yennu terdengar dramatis dan mengesankan unsur kekerasan. Mo’ong pada proyek ini memainkan alat musik buatannya sendiri. Paralon menjadi salah satu bahan dari alat musik uniknya. Musik yang mengalun pada projek ini diiringi dengan pemutaran video tanpa suara. Video ini merupakan hasil dokumentasi dari penelitian Yennu terhadap tarian ‘Jaranan Buto’. Tak hanya itu, proyek ini juga menghadirkan pertunjukan tari yang dibawakan oleh seorang bule. Yennu memilih wanita bule karena gestur tubuh penari ini tidak akan bisa segemulai orang Banyuwangi. Ini adalah pilihan sadar atas konsep pertentangan yang ingin ditekankan.
Image Of The Giant ini merupakan lanjutan dari proyek Yennu sebelumnya yaitu Menara Ingatan. Menara Ingatan yang menjadi tema besar proyek ini sudah menghasilkan album bertajuk Raja Kirik. Maka tak heran jika audience melihat sekilas cover Raja Kirik pada video art yang ditampilkan Yennu pada pertunjukan ini. Image of The Giant memuat gagasan resistensi lebih spesifik, yang tak seluas dari proyek Menara Ingatan. Gagasan atas karya ini berasal dari tradisi kesenian tempat Yennu dilahirkan, Banyuwangi. Yennu terinspirasi dengan kekerasan tradisi yang sudah terjadi di keluarga. Beranjak ke proses penciptaan, Yennu mengambil idiom kesenian tradisi ‘Jaranan Buto’. Ketertarikannya pada ‘Jaranan Buto’ membuat Yennu harus kembali ke Banyuwangi untuk penelitian dan mengulik kembali berbagai cerita dari Jaranan Buto. Kesenian tradisi ini mengisahkan perseteruan antara Kerajaan Mataram yang menaklukkan Kerajaan Blambangan (Banyuwangi). Kesenian Jaranan Buto diciptakan sebagai bentuk kesenian untuk memprotes segala bentuk ketidakadilan pada daerah Blambangan. Kerajaan Mataram membuat asumsi bahwa figur raksasa pada kesenian ini adalah penjahat. Lain halnya dengan masyarakat Blambangan yang menganggap tokoh raksasa adalah sosok pahlawan bukan penjahat. Gagasan besar yang dimuat Yennu pada karya ini intinya merepresentasikan sebuah resistensi ketidakadilan, dan kekerasan atas segala kondisi yang dapat disangkutpautkan dengan kondisi sosial dan budaya saat ini.
Setelah melakukan pertunjukan Image Of The Giant di Cemeti-Institute Seni Untuk Masyarakat, Yennu Ariendra disibukkan dengan proyek barunya. Rencananya komposer muda ini akan melakukan comeback solonya yang rilis pada bulan Agustus. Kesuksesan Yennu menjadi seorang pemusik dan komposer tidak bisa terlepas dari Bandnya Melancholic Bitch, Belkastrelka, dan teman-teman terdekatnya. Sebelum membuat proyek Menara Ingatan-Image Of The Giant dan Album Raja Kirik, Yennu dan Bandnya Melancholic Bitch sudah terlebih dahulu meluncurkan 3 album (2004-2018). Sementara Belkastrelka 1 album.
Artikel ini merupakan rubrik Sorotan Dokumentasi dalam Buletin IVAA Dwi Bulanan edisi Juli-Agustus 2018.