oleh Rahmat Kaizar dan Muhammad Farhan Al Ghazzy (Rumah Baca SAKU)
Dimulai dari pertemuan di Selayar, kami diberi kesempatan berkunjung ke Rumah IVAA di Yogyakarta. Bagi kami, kunjungan ini bukan hanya sekedar residensi penerjemahan hasil cerita rakyat Selayar. Jauh dari itu, kami banyak belajar dari kota pelajar ini, pera pelaku seni dan masyarakatnya.
IVAA mengenalkan pada kami ruang-ruang hingga orang-orang yang sangat menginspirasi. Kesempatan yang begitu langka menjumpai beragam pelaku seni, peristiwa kesenian, komunitas, hingga tempat-tempat yang mengandung nilai sejarah tertentu. Semuanya melebihi dari apa yang IVAA tawarkan sebagai bentuk kerja sama. Residensi hanyalah sebagian kecil dari apa yang kami peroleh di sini. Namun, bukan berarti hal itu sepele. Sebagai komunitas yang melakukan kerja literasi dan memiliki perpustakaan, wawasan mengenai pengarsipan dan pengelolaan pustaka yang dilakukan oleh IVAA serta individu atau komunitas lainnya sangat bermanfaat untuk kami.
Di sini kami banyak belajar dari berbagai macam orang dan sudut pandang yang beragam. Menambah ide kami dalam membangun komunitas tentunya. Kami juga belajar bahwa seni bisa mengisi ruang hampa seseorang. Bahwa sejarah bukanlah cerita yang mesti disembunyikan. Bahwa budaya adalah warisan yang harus diingat dan dilestarikan. Barangkali kami bisa menarik kesimpulan bahwa salah satu cara di mana karakter orang-orang Jogja yang ramah adalah bentuk kolaborasi kesenian dengan budaya dan masyarakat. Semua hasil pembelajaran yang kami dapatkan di kota ini akan kami sambung kepada teman-teman komunitas Rumah Baca SAKU. Pembelajaran ini tidak bisa terputus.
Untuk ke depannya semoga IVAA tetap mewadahi komunitas dan orang-orang seperti kami. Orang-orang yang ingin belajar dan berjejaring dengan siapapun. Kalau Jogja selalu menyimpan banyak hal, IVAA salah satunya.
Komunitas Rumah Baca SAKU adalah komunitas yang bergerak di bidang literasi di Selayar, Sulawesi Selatan. SAKU identik dengan beberapa hal, yaitu buku, bedah film, penulisan puisi, cerpen, diskusi/ kajian, lapak baca, ekspedisi literasi dan kelas belajar. Sejak awal dibentuk pada tahun 2017 SAKU bisa dikatakan tetap produktif hingga sekarang untuk menciptakan ruang bagi orang-orang yang punya perhatian terhadap literasi. Situasi ini tetap akan dipertahankan dan diusahakan pengembangannya di tengah masyarakat, tempat komunitas ini tumbuh yang masih terbilang asing dengan dunia literasi. Salam dari komunitas SAKU di Selayar!