RumahIVAA
17 Mei 2023
RumahIVAA
17 Mei 2023
Oleh : Sita Sari
Pada 17 Mei yang lalu, Rumah IVAA menjadi ruang pertemuan untuk Warga Kampung Dipowinatan dan Forum Komunikasi Desa dan Kampung Wisata Yogyakarta. Acara ini mempertemukan jejaring pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pengelola kampung wisata untuk membicarakan potensi dan problema di wilayahnya, berbagai pengalaman pengelolaan wisata kampung serta menguatkan pengetahuan mereka atas wisata yang berbasis pada kearifan lokal maupun kebudayaan desa setempat.
Para penggerak pariwisata kampung juga bertemu dengan perwakilan Dinas Pariwisata yang memberikan informasi mengenai kompetisi kampung wisata, panduan indikator kemajuan, serta masukan untuk saling kolaborasi antar kampung wisata dan bekerja sama dengan elemen pariwisata swasta lain demi menguatkan strategi tiap kampung. Dinas berharap pariwisata kampung ini juga dapat memajukan kesejahteraan masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Panduan indikator dari Dinas Pariwisata diturunkan dari Sapta Pesona, tujuh unsur wisata sebagai tolok ukur peningkatan kualitas pariwisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yaitu keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan.
Di kota Yogyakarta sendiri terdapat 17 Kampung Wisata yang menawarkan program dan paket wisata unggulan masing-masing yang meliputi potensi wisata alam, ruang dan kehidupan sosial, seni budaya dan tradisi, kerajinan, serta kuliner. Ke-17 kampung wisata tersebut yaitu: Prenggan, Tamansari, Cokrodiningratan, Warungboto, Rejowinangun, Sayidan, Dewo Bronto, Pakualaman, Pandeyan, Niti Gedongkiwo, Becak Maju, Kadipaten, Sosromenduran, Kauman, Tahunan, Purbayan, serta terakhir adalah Dipowinatan di mana Rumah IVAA berada.
Terletak di sebuah gang kecil dan menjadi bagian dari kampung, IVAA selalu terbuka untuk berinteraksi dan melakukan dialog bersama para komunitas terdekat kami yaitu warga kampung Dipowinatan seperti arisan dan rapat warga. Bahkan Rumah IVAA pernah menjadi ruang tujuan, ketika ada warga setempat yang merasa membutuhkan ruang aman untuk bercerita dan mendapatkan dukungan pertama ketika terjadi potensi konflik di kediaman privatnya.
Pada tahun 2020, mengajak warga Kampung Dipowinatan, IVAA juga telah menyelenggarakan Festival Arsip Ephemera yang menghadirkan pengetahuan dari ruang keseharian warga dalam bentuk pertunjukan, diskusi, workshop dan presentasi arsip. Bekerja bersama seniman, pengurus RW serta warga lainnya di Dipowinatan sebagai narasumber dan kolaborator, IVAA mengaktivasi arsip warga di gedung BPNB Yogyakarta, serta memamerkan dan mempertunjukan karya-karya seni berbasis arsip di Tembok Dalem Jayadipura, Ruang Pendhapa, Ruang Kongres Perempuan, Ruang Geliat Warga, dan Ruang Seni.
Kegiatan rutin Warga Dipowinatan dan Forum Komunikasi Desa dan Kampung Wisata Yogyakarta di atas menjadi salah satu ruang dialog yang memperlihatkan peluang-peluang untuk terus menghidupkan pengetahuan lokal melalui aktivitas warga. Agenda ini tentunya sejalan dengan salah satu visi IVAA untuk membuka percakapan antara seni dengan gerakan perubahan masyarakat dan mengupayakan kebudayaan yang adil, setara, dan humanis.