JOGJA DISABILITY ARTS

yayasan jogja disability art

Yayasan ini didukung penuh oleh subjek-subjek profesional dengan berbagai lintas disiplin ilmu, praktisi, seniman dan pemerhati disabilitas yang mempunyai visi dan misi yang sama-setara. Potensi disabilitas dalam rangka peningkatan kualitas, efektivitas, efisiensi dan relevansi atas kemitraan yang bersahabat dan saling memberdayakan terus diupayakan melalui perluasan jaringan kerjasama. Ini merupakan salah satu bentuk kampanye kepedulian dan kesadaran publik melalui medium seni rupa sebagai alat media sosialisasi dan informasi tentang disabilitas kepada masyarakat. Selain memiliki program workshop pendampingan untuk disabilitas, yayasan ini juga pernah menggelar pameran seni rupa Jogja International Disability Arts BIENNALE#1 dengan tema RIMA RUPA, di gallery R.J. Katamsi.

Pameran dua tahunan ini memamerkan karya-karya para perupa disabilitas. Seniman yang berpartisipasi dalam pameran tidak hanya dari Indonesia, namun juga mancanegara.  Di antara mereka adalah seniman dari Inggris, Kolombia, Australia, Filipina dan beberapa negara lainnya. Di dalam hajatan itu, etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas menjadi perhatian serius. Dan itu menjadi bekal pengetahuan untuk semua relawan; soal bagaimana mendampingi pengunjung, senimannya, maupun pemateri workshop. Secara khusus kegiatan pembekalan ini dihelat di  ruang kantor kelurahan Panggungharjo pada Rabu, 15 September 2021.

Sukri Budi Dharma atau yang biasa disapa Butong dan I Made sudana dengan sapaan akrabnya Bli Made menjadi fasilitator untuk pembekalan itu. Sebelas peserta sebagai relawan hadir. Mereka berafiliasi dengan beberapa institusi, yaitu Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), ISI Yogyakarta, Sanggar Pok-Ame, serta Perspektif Yogyakarta.

Secara singkat praktik bagaimana mendampingi disabilitas netra diperagakan. Soal bagaimana menawarkan bantuan, bagaimana bersikap saat hendak membantu, di mana posisi yang tepat untuk mendampingi penyandang disabilitas, bagaimana menuntun mereka, membangun komunikasi, semua dipraktikkan. Demikian pula soal bagaimana cara menggunakan kursi roda saat berhenti atau berjalan. Ada beberapa cara juga disampaikan cara mendampingi teman tuli, difabel intelektual, serta difabel mental.

Selain mengagendakan acara workshop, Jogja Disability Arts juga telah menyusun sebuah buku saku pendampingan disabilitas. Pembuatan buku ini sangat bermanfaat untuk khalayak umum dan bagi relawan.