Ephemera #3: Mencatat Keragaman Pengetahuan di Sekitar Kita

ephemera#3

Oleh: Rheisnayu Cyntara Program Ephemera #3: Museum of Untranslatable Stories telah terlaksana pada April – Agustus 2023 lalu. Sembilan partisipan, lima individu dan empat kolektif, sudah mempresentasikan hasil risetnya. Para partisipan tersebar di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dengan titik fokus yang beragam. Ada M Safrizal (Aceh), seorang penari dan […]

Read More… from Ephemera #3: Mencatat Keragaman Pengetahuan di Sekitar Kita

Tarekat Body, Tarekat Coffee

“Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keude Meulaboh atawa ulon akan syahid,” (besok pagi kita akan minum kopi di kota Meulaboh atau aku akan syahid)–Teuku Umar. Safrizal, atau yang biasa dijumpai dengan nama DekJall, adalah seorang penari, koreografer, dan pendiri Arbii Institute dari Aceh. Di tengah budaya Aceh yang sarat akan keagamaan, tarekat masih dianggap […]

Read More… from Tarekat Body, Tarekat Coffee

Tur de-Guris: Mempelajari Kembali Siklus dan Ritus Air

Tepian kolektif adalah sekumpulan pemuda-pemudi Berau, Kalimantan Timur, yang berfokus pada pengarsipan seni budaya Berau dengan pendekatan multidisiplin yang intuitif dan reflektif. Fokus utamanya adalah merawat arsip-arsip seni budaya Berau melalui berbagai macam program dengan harapan dapat dibaca dan dipahami sebagai pengetahuan dan media pertukaran perspektif. Tepian, sebuah nama yang dikenal di seluruh Berau, bukan […]

Read More… from Tur de-Guris: Mempelajari Kembali Siklus dan Ritus Air

Sunda, Sesajian, dan Hamin

Dalam masyarakat tradisi—seperti masyarakat Sunda, lebih khusus urang Sunda Cibirubeet, tempat Taufik Ivan melakukan riset soal Hamin—selalu ada pengetahuan dan nilai lokal yang dibagikan kepada kita. Pengetahuan dan nilai lokal itu bersumber dari interaksi antara manusia dengan alam, antara nilai-nilai luhur yang dijaga dan laku kini masyarakat Sunda, antara yang tua dan muda, antara peran […]

Read More… from Sunda, Sesajian, dan Hamin

Warisan Sejarah Kampung Halaman dari Bone

Ketika Rachmat Mustamin melanjutkan studinya di Program Penciptaan Film Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, ia kerap didorong untuk kembali ke rumah, kampung halaman, untuk melihat di mana capaian artistik dan estetika nya berasal. Lahirlah karya film pendek yang berjudul ‘Walilala’ atau Alam Arwah tahun 2017/2018, yang berangkat dari manuskrip Bugis I La Galigo. Manuskrip […]

Read More… from Warisan Sejarah Kampung Halaman dari Bone

Ammu Hawu: Merawat Sejarah Melalui Ensiklopedi, Film, dan Museum Digital

Menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa bersejarah melalui dokumentasi merupakan tugas penting seorang dokumentator. Meski demikian, memastikan informasi yang disampaikan melalui dokumentasi tersebut tetap relevan dengan masa kini bukanlah perkara mudah. Dalam hal ini, dokumentator perlu memikirkan terlebih dahulu dokumentasi seperti apa yang paling cocok, yang kiranya mampu menyampaikan nilai atau makna implisit dari suatu sejarah secara komprehensif. […]

Read More… from Ammu Hawu: Merawat Sejarah Melalui Ensiklopedi, Film, dan Museum Digital

Makududara: Pemulihan hubungan Petani dan Pedagang Rempah Pascakonflik 1999

Maku sonyinga se makududara, baku inga dan baku saya, saling mengingatkan dan saling sayang. Sepenggal kalimat yang dipaparkan oleh Fadriah dalam wawancaranya bersama Radio Insania edisi Jumat, 18 Agustus 2023. Dalam wawancara tersebut, Fadriah mewakili Magazin Art Space, perkumpulan seni yang bersifat nonprofit yang  dibentuk pada tanggal 10 Oktober 2020 di Ternate sebagai wadah belajar […]

Read More… from Makududara: Pemulihan hubungan Petani dan Pedagang Rempah Pascakonflik 1999

Mengkaji Ranji

Pernahkah kamu mencari tahu tentang silsilah keluargamu? Seperti apa bentuk pertalian darah yang kamu temukan? Apakah itu membentuk jati dirimu sekarang ini? Barangkali, pertanyaan-pertanyaan di atas hadir sepintas dalam benak Hidayatul Azmi saat ia tercetus untuk melakukan riset tentang Ranji. Dalam pengantar proposalnya untuk Ephemera #3 – Museum of Untranslatable Stories yang diselenggarakan Indonesian Visual […]

Read More… from Mengkaji Ranji

Festival Memedi Sawah

Hingar-bingar Festival Memedi Sawah di lapangan pada tanggal 20 Desember 1999

Festival Memedi Sawah (FMS) merupakan kerja kolaborasi antara Lembaga Budaya Kerakyatan Taring Padi (LBKTP) Yogyakarta, Kelompok Peduli Lingkungan (Keliling) dan Karang Taruna Krida Muda Wahana. Memedi sawah adalah sebentuk kreativitas petani menciptakan “sosok mahluk” guna menakut-nakuti hama, khususnya burung dan tikus saat padi mulai menguning. Lambat laun aktivitas ini mulai tidak dikenal masyarakat. Melalui Festival […]

Read More… from Festival Memedi Sawah

Dari Objek Menjadi Subjek: Perempuan dalam Seni Rupa Indonesia

Foto karya Bunga Jeruk berjudul Frustated Feline. Sebuah patung kucing menoleh ke kiri di atas kursi.

Posisi perupa perempuan masih juga belum tertoreh secara jelas dalam pencatatan dan sosialisasinya. Para pengamat seni, yang didominasi laki-laki, selalu menuliskan perempuan sebagai objek. Sementara, peran mereka sudah ada bahkan sejak periode awal perkembangan seni rupa modern di Indonesia. Lebih dari itu, mitos minimnya partisipasi perempuan di skena seni rupa kontemporer sangat tidak masuk akal […]

Read More… from Dari Objek Menjadi Subjek: Perempuan dalam Seni Rupa Indonesia