Penulis : OPée Wardany
Penerbit : Pustaka Sempu
Tebal : xi + 213 halaman
Ukuran : 17 x 24 cm
oleh Didit Fadilah (Kawan Magang IVAA)
Sebagai seniman, Ugo Untoro bisa dikatakan telah berproses dengan kesenian sedari kecil. Hal ini tidak lepas dari peran kakeknya yang seorang dalang. Meskipun demikian, Ugo Untoro baru bisa dikatakan mulai berkarir sebagai seniman ketika mulai dan selesai mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Lulus perkuliahan di tahun 1995, Ugo Untoro telah melakukan banyak pameran serta meraih beberapa penghargaan bidang kesenian selama periode perkuliahan sampai saat ini. Tidak hanya berkarya secara individu, ia juga menginisiasi ruang seni bernama Museum Dan Tanah Liat (MDTL).
Di luar itu, dari banyak pameran tunggal atau pameran kolektif yang diikuti oleh Ugo, OPée Wardany menyoroti satu pameran tunggal Ugo yang bertajuk Melupa. Pameran Melupa, oleh Ugo Untoro, ini diselenggarakan pada tahun 2013 di Ark Galerie, Yogyakarta. Pameran Melupa ini menjadi menarik karena mengetengahkan teks dengan berbagai macam material sebagai lukisan. Adapun lukisan-lukisan itu berisikan teks-teks Ugo yang berbentuk parafrase, kalimat pendek, atau kumpulan kalimat panjang dalam paragraf-paragraf utuh. Mengingat karya-karya Ugo sebelum pameran ini cenderung menyuguhkan obyek alam, benda, dan manusia. Proses kreatif munculnya obyek teks dalam pameran Melupa tentunya hal yang sangat menarik ditelusuri lebih dalam. Hal inilah yang dipilih penulis sebagai landasan bukunya yang berjudul Sebab Jalan Belum Berujung Proses Kreatif Melupa Ugo Untoro.
Penjelasan proses kreatif tidak hanya seputar proses Ugo Untoro berkarya, tetapi juga dijelaskan pula tentang proses kreatif sebagai sebuah konsep sehingga terdapat batasan jelas yang bisa didapatkan. Selain itu, unsur-unsur yang juga hadir dan terlibat dalam proses kreatif pameran Melupa Ugo Untoro juga dipaparkan. Adapun cara pandang yang digunakan untuk menjelaskan unsur-unsur itu ialah teori yang dituliskan Howard Saul Becker dalam Art World. Dengan menggunakan paradigma Sosiologi, teori ini memperlihatkan bahwa proses kreatif seniman juga dapat dipengaruhi oleh unsur di luar tubuh seniman.
Lebih lanjut, buku ini juga menjelaskan tentang tahapan-tahapan di dalam proses kekaryaan Melupa. OPée Wardany, selaku penulis buku ini, beranggapan bahwa proses kreatif seni merupakan sebuah proses penciptaan, sehingga cara kerjanya seharusnya tidak berbeda jauh dengan proses penciptaan semesta. Oleh karenanya, penjelasan tahapan-tahapan proses kreatif Melupa menggunakan dasar teori proses dari Alfred North Whitehead. Sebuah teori yang menjelaskan bahwa ada fase-fase yang harus dilalui untuk menghasilkan sebuah kesatuan baru yang utuh. Di dalam banyaknya proses yang ada, pengaruh dari banyak tulisan, pengetahuan, pengalaman hidup, kepribadian ataupun eksplorasi material yang dilalui Ugo di periode sebelum berlangsungnya pameran Melupa, merupakan peristiwa aktual yang melebur menjadi kesatuan baru sampai memunculkan lukisan teks Melupa.
Proses kreatif yang dialami oleh Ugo dalam karya lukisan teks Melupa tidak hadir secara sepintas lalu melalui kekosongan. Akan tetapi, proses kreatif yang terjadi merupakan sebuah hasil dari pengalaman-pengalaman masa lalu Ugo serta adanya interaksi sosial oleh Ugo sebagai seniman. Meskipun demikian, di samping proses kreatif yang turut menjadi kunci kekaryaan Ugo, keberadaan ideologi yang dimiliki seniman juga memiliki peranan penting sebagai pengarah orientasi seniman. Tentunya proses kreatif seniman satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan. Apabila anggapan yang lalu muncul bersesuai dengan judul yang dipilih oleh buku ini, mengibaratkan proses kreatif dengan jalan, maka jalan itu tidak akan menemui ujung selama seniman masih terus melakukan proses berkesenian.
Artikel ini merupakan rubrik Sorotan Pustaka dalam Buletin IVAA Dwi Bulanan edisi Mei-Juni 2018.