Dinamika seni di Yogyakarta tidak hanya diramaikan oleh proyek-proyek seni kontemporer seperti yang biasa kita jumpai di ruang-ruang kolektif, gedung pameran, kampus atau ruang virtual. Tak kalah meriah, penuh antusiasme, dan cukup tua adalah lomba seni lukis anak. Salah satunya “Lomba dan Pameran Lukis Anak DIY-Kyoto”.
Sejak Yogyakarta secara sah membangun hubungan sister province dengan Kyoto pada 16 Juli 1985, gelaran itu menjadi salah satu kegiatan yang paling konsisten. Sebagai kegiatan yang berada di persimpangan dunia pendidikan seni anak hingga aspek politik-ekonomi-kebudayaan bilateral, akan begitu sayang bila kegiatan itu hanya lewat begitu saja. Maka, dokumentasi menjadi upaya awal yang tidak mudah untuk menempatkan kegiatan tersebut sebagai sesuatu yang amat penting dalam kebudayaan masyarakat Yogyakarta. Dari sebab itulah Tim IVAA, Saciptanira, dan Dinas Kebudayaan DIY bersama-sama mencoba mendokumentasikan “Lomba dan Pameran Lukis Anak DIY-Kyoto”. Selama beberapa bulan terakhir kami berupaya mengumpulkan arsip atau dokumen yang relevan dan mengorganisirnya ke dalam sebuah buku.
Karena kebiasaan kita yang tidak terlalu menempatkan pengarsipan sebagai bagian dari keseharian di aspek apapun, maka pencarian data berjalan tidak mudah. Untung saja ada Jogja Library Center, DPAD, internet, dan beberapa orang yang masih kuat ingatannya. Meski tersebar kami bersyukur karena setidaknya bisa mengakses banyak data sebelum semakin susah ketika PPKM datang.
Poin penting dari buku ini adalah bahwa “Lomba dan Pameran Lukis Anak DIY-Kyoto” bersinggungan dengan dua gerak kebudayaan besar: hubungan sister province DIY-Kyoto dan dinamika pendidikan seni anak di Yogyakarta. Oleh karena itu, di dalam buku ini kami sedikit memberi jabaran singkat bagaimana DIY dan Kyoto berjalan bersama hingga apa yang bisa kita baca dari gambar anak.
*Karya dalam cover adalah lukisan karya Takamatsu, siswa kelas 3 SMP Minami Seiyo untuk Pameran Seni Lukis Anak DIY-Kyoto 2002