Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM)
18-20 Mei 2018
Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM)
18-20 Mei 2018
Oleh: Willy Alfarius (Kawan Magang IVAA)
Jumat sore 18 Mei 2018, bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi hari dibukanya Pameran Arsip 98/18: Peringatan 20 Tahun Reformasi. Merupakan pameran arsip berisi kliping dan foto-foto peristiwa unjuk rasa menuntut Reformasi dan mundurnya Soeharto yang terjadi di UGM. Dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan UGM Dr. R. Suharyadi, M.Sc dengan sedikit seremoni di halaman Gedung PKKH. Kemudian malam harinya dilanjutkan dengan pagelaran musik yang menghadirkan John Tobing, Sande Monink, Sastra Budaya, Orkes Melayu Dangdut Pembangunan, dan Forum Musik Fisipol.
Acara yang berlangsung selama 18-20 Mei 2018 ini tidak hanya menampilkan foto-foto yang menggambarkan mahasiswa turun ke jalan, tetapi menunjukkan kalangan akademisi hingga Rektor UGM menyatakan sikap mendukung segera dilaksanakannya Reformasi. Hampir semua aksi yang berlangsung di seputaran UGM diakhiri bentrokan dengan aparat keamanan. Berbagai aksi berlangsung di Yogyakarta pada minggu-minggu menjelang Mei 1998. Hingga puncaknya pada acara Pisowanan Ageng di Alun-alun Utara, sehari menjelang Reformasi bergulir yang dihadiri langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sebagian besar foto-foto yang ditampilkan dalam pameran ini berasal dari koleksi Arsip UGM. Sedangkan kliping berita yang dipamerkan hampir semua berasal dari majalah mahasiswa Balairung, serta beberapa surat kabar lokal.
Lengsernya Suharto dari jabatan Presiden Republik Indonesia setelah berkuasa selama 32 tahun, pada 21 Mei 1998 menjadi babak baru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Gelombang reformasi menjadi penanda dimulainya penataan kembali berbagai struktur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik itu politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan berbagai elemen mendasar lainnya. Tahun 2018 ini menjadi momentum 20 tahun Reformasi yang kemudian dirayakan dengan bermacam-macam acara yang digelar oleh berbagai pihak di Indonesia. Tidak terkecuali Forum Komunikasi (Forkom) Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang juga mengadakan kegiatan peringatan dua dekade Reformasi dengan judul 98/18: Peringatan 20 Tahun Reformasi.
Forkom sendiri adalah sebuah perkumpulan dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa di UGM yang bermarkas di Gelanggang Mahasiswa. Ide acara peringatan ini muncul dengan dilandasi gagasan bahwa dua dekade lalu, reformasi lahir salah satunya dari pergerakan mahasiswa di kampus. Gelanggang Mahasiswa menjadi salah satu titik kumpul bagi pergerakan mahasiswa di Yogyakarta untuk merumuskan aksi, strategi, hingga benteng pertahanan ketika aksi unjuk rasa dilangsungkan di berbagai titik seperti Boulevard, Bunderan, dan Gedung Pusat UGM. Dalam rilis pers yang dikeluarkan panitia, disebutkan bahwa acara ini bertujuan untuk membangkitkan kembali nalar kritis mahasiswa dalam mengawal pemerintahan sekarang. Acara ini sekaligus sebagai penegasan bahwa unit kegiatan mahasiswa juga memiliki andil dalam berbagai pergerakan mahasiswa.
Selain pameran arsip, juga digelar acara bincang-bincang yang menghadirkan beberapa pembicara dari kalangan akademisi yang mengalami langsung peristiwa bersejarah tersebut. Para hari kedua acara, bincang-bincang dengan tema “Mengenang 1998” dimulai pada pukul 20.00 dengan menghadirkan Ika Dewi Ana (mantan aktivis mahasiswa ’98), Peter Kasenda (sejarawan), dan Muhammad Nurkhoiron (alumnus UGM dan anggota Komnas HAM). Ketiga pembicara menghadirkan kisah berupa kesaksian mereka yang mengalami secara langsung berbagai aksi dan peristiwa dalam proses Reformasi 1998. Sedangkan pada hari ketiga sekaligus penutupan acara menghadirkan Agus Suwignyo (Dosen Sejarah UGM), Max Lane (peneliti di Fisipol UGM), dan Agus Wahyudi (Dosen Filsafat UGM). Tema dari talkshow ini adalah “Indonesia Setelah 20 Tahun Reformasi”. Ketiganya memberikan ulasan dan pandangannya bagaimana kemudian Reformasi ini berjalan, dan berbagai perubahan maupun stagnasi yang terjadi pasca-Orde Baru.
Artikel ini merupakan rubrik Sorotan Dokumentasi dalam Buletin IVAA Dwi Bulanan edisi Mei-Juni 2018.