Lokananta

Logo Lokananta

Lokananta didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 dengan nama Pabrik Piringan Hitam Lokananta Jawatan Radio Kementerian Penerangan Republik Indonesia atas inisiasi R. Maladi. Istilah “lokananta” sendiri berarti “seperangkat gamelan surgawi dalam pewayangan Jawa yang dapat berbunyi sendiri dengan merdu”. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 215 Tahun 1961, bidang usaha Lokananta berkembang menjadi label rekaman dengan fokus […]

Read More… from Lokananta

Biennale Jogja XIV Equator #4

Seseorang sedang menonton karya video di ruang sinema

Biennale Jogja XIV Equator #4 memilih Brasil sebagai wilayah yang masih berada di garis equator. Kedua negara, Indonesia dan Brasil, sama-sama sedang menghadapi dan berharap bahwa persoalan sosial, politik, dan budaya di masa depan menjadi lebih baik. Di Brasil, pemanasan global berdampak pada hilangnya keragaman budaya, sementara di Indonesia, terkhusus di kota Jogja, meningkatnya populasi […]

Read More… from Biennale Jogja XIV Equator #4

Dari Pembantu Seni Lukis Kita: Bunga Rampai Tulisan Oei Sian Yok 1956-1961

CIRCA_Sampul buku Dari Pembantu Seni Lukis Kita: Bunga Rampai Tulisan Oei Sian Yok 1956-1961

Buku ini merupakan kumpulan tulisan Oei Sian Yok di majalah Star Weekly dari tahun 1956-1961, diterbitkan melalui kerjasama Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta dan penerbit Gang Kabel, serta disunting oleh Brigitta Isabella. Upaya pengumpulan tulisan yang dibundel dalam buku setebal 658 halaman ini bertujuan untuk merawat catatan-catatan dan narasi-narasi perkembangan seni rupa Indonesia yang […]

Read More… from Dari Pembantu Seni Lukis Kita: Bunga Rampai Tulisan Oei Sian Yok 1956-1961

Pekarangan: Seni Hidup Masyarakat Tropis Agraris

oleh Febrian Hasibuan Apa artinya pekarangan bagi kehidupan kita? Seberapa penting posisinya dalam keseharian kita? Dan bagaimana kita mengelolanya? Saya tinggal di daerah perbukitan kecil di Jawa Tengah, Banjarnegara. Kalau dilihat dari peta satelit, daerah itu tampak gradasi hijau, sedikit kecoklatan, dibelah tanda warna biru, dan garis abu-abu malang melintang. Overall, hijau. Melihat penampang itu […]

Read More… from Pekarangan: Seni Hidup Masyarakat Tropis Agraris

Rupa Transgender

Oleh: Jessica Ayudya Lesmana Tulisan ini dibuat untuk mengarsipkan, membaca kembali kegiatan dan upaya yang berhubungan dengan pertahanan hidup kelompok transpuan. Hidup sebagai individu transpuan tentu saja sama seperti individu yang lainnya. Akan tetapi, ada persoalan yang umum terjadi pada transpuan yang menambah kompleksitas persoalan, mulai dari perundungan, penolakan oleh keluarga, hingga kesulitan akses. Persoalan […]

Read More… from Rupa Transgender

Perspektif “Dekolonisasi” di dalam Biennale Jogja Equator XVI

oleh Arham Rahman “Ada ini orang Jawa ketemu sama orang Papua terus cerita-cerita soal makanan. Sampai akhirnya mereka cerita soal jenis-jenis burung yang dimakan.” Orang Papua : “Kaka, di Jawa biasanya orang makan burung apa’e?” Orang Jawa : “Di Jawa itu kita makan burung puyuh, burung dara, dan juga Belibis, mas. Kalau di Papua orang […]

Read More… from Perspektif “Dekolonisasi” di dalam Biennale Jogja Equator XVI

Menjadi Tua: Perkara Bukan Perkara

oleh Krisnawan Wisnu Adi Salah satu persoalan yang diperbincangkan ketika pandemi datang adalah nasib para lansia. Mulai dari risiko lebih besar atas virus karena faktor penyakit-penyakit penyerta (komorbid), akses vaksinasi dan kebutuhan sehari-hari, hingga kesepian yang semakin menjadi-jadi ketika pembatasan mobilitas1 diberlakukan. Salah satu sebab dari persoalan ini barangkali adalah semakin terpisahnya hubungan antara lansia […]

Read More… from Menjadi Tua: Perkara Bukan Perkara

Pergeseran Makna dan Fungsi Praktik Sanggar Lukis Anak

oleh Ananta D. Rahayu dan Chandra Rosselinni Mendengar kata “sanggar” di masa kini, wajar jika yang terlintas selanjutnya adalah kata “anak”. Kami sendiri mengartikan sanggar sebagai ruang atau tempat yang digunakan sekelompok orang untuk berkumpul, berbagi pengetahuan dan belajar bersama. Kami mengamati lahirnya kebutuhan baru saat ini bagi orang tua untuk menempatkan anak mereka di […]

Read More… from Pergeseran Makna dan Fungsi Praktik Sanggar Lukis Anak

Membaca Arsip Lagi, Lagi dan Lagi, Meski Sulit Direngkuh

oleh Sukma Smita “Jika yang dimaksudkan dengan ruang akademik adalah sebuah kawasan yang tidak terikat dengan waktu dan tempat, tetapi tak lain dari sebuah kemungkinan yang memberi kesempatan kepada siapapun untuk melangkah, maka dalam ruang semacam itu posmodernisme hadir atau juga mustahil bisa hadir sebagai masalah.” Kutipan tersebut saya ambil dari tulisan Emmanuel Subangun dalam […]

Read More… from Membaca Arsip Lagi, Lagi dan Lagi, Meski Sulit Direngkuh

Lali Jenenge, Eling Rasane¹: Arsip Kita dan Politik Nostalgia

Sumber gambar: Karya lukis Dyan Anggraini pada 1995 berjudul

oleh Lisistrata Lusandiana Lupa nama, tetapi ingat rasanya. Ungkapan ini sering kita temui di bagian belakang bak truk. Sering kita temui ketika berkendara di jalan dan ketika berselancar di media-media sosial. Ungkapan ini sekilas memiliki nuansa makna yang mengarah ke hal-hal yang seksuil. Barangkali karena ungkapan ini nempel di bak truk, yang kemudian dihubungkan dengan […]

Read More… from Lali Jenenge, Eling Rasane¹: Arsip Kita dan Politik Nostalgia