Pameran Mother Earth

Lukisan M. Zikri berjudul Alam (2012) acrylic on canvas 170x200 cm

Pameran Mother Earth atau Ibu Bumi merupakan bentuk peringatan kepada manusia atas krisis kerusakan alam di bumi ini. Dalam beberapa kepercayaan dan budaya tradisi timur, bumi kerap dikonotasikan dengan ibu. Seorang ibu sejatinya rela membiarkan anak-anaknya menjadi dirinya, walaupun harus mempertaruhkan dirinya. Namun lambat laun, sang anak justru membuat ibunya semakin terluka. Bumi hari ini semakin terluka dengan bertambahnya bencana tanah longsor, kekeringan, banjir, anomali cuaca, pencemaran air, dan sebagainya.

Dikuratori oleh Rifky Effendy, pameran ini menampilkan enam seniman yang menghadirkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan lingkungan dan alam di sekitar mereka. Enam seniman itu ialah Tisna Sanjaya, Erika Ernawan, M. Zikri, Irwan Ahmett, Masriel, dan Budi Asih. Masing-masing seniman mengambil sudut pandang yang berbeda-beda.

Tisna Sanjaya melalui proyek “Pusat Kebudayaan Cigondewah” membuat dialog dan interaksi dengan masyarakat dengan berkesenian di sawah-sawah dan air yang mulai tercemar. Erika melakukan riset tentang pencemaran air dan performance art di sekitar sungai. M. Zikri merepresentasikan aksi tubuh dan lumpur sebagai bentuk artikulasi hubungan manusia dan alam yang semakin tidak harmonis. Kemudian Irwan Ahmett membuat video stop motion dengan menghimpun sampah-sampah. Masriel menampilkan lukisan yang menggambarkan keseharian masyarakat dalam budaya konsumsi. Sementara, Budi Asih membuat lukisan yang menunjukkan hilangnya ruang-ruang bermain anak-anak karena sungai-sungai semakin tercemar.