Bahasa Kritis Estetis Petani Merapi

Kliping koran Kompas, Minggu 13 Agustus 2006, berjudul Bahasa Kritis Petani Merapi

Pameran Mengerti Merapi adalah sebuah bentuk keresahan warga lereng Gunung Merapi yang tergabung dalam Komunitas Merapi untuk merespon situasi pasca erupsi Merapi 2006. Pameran ini digelar di Karta Pustaka, 6-12 Agustus 2006, memamerkan karya-karya lukisan, patung, gejog lesung, dan hasil pertanian organik Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan.

Komunitas Merapi merupakan organisasi yang dibentuk oleh para anak muda di Gunung Merapi. Alasan dibentuknya komunitas adalah sebagai upaya mengembangkan pertanian padi dan sayuran organik, serta perekonomian yang disinergikan dengan ekspresi seni supaya tercipta harmoni hidup manusia dan alam. Di sisi lain, seiring erupsi 2006 terjadi pula demitologi Merapi. Merapi menjadi alat kepentingan berbagai pihak untuk mencapai tujuan politik, dan mencari proyek.

Melalui pameran ini, Komunitas Merapi hendak membuat hubungan harmonis antara manusia dengan alam, bukan sekedar teknologi modern. Hal itu dapat dilihat dari alat penumbuk padi tradisional, gejog lesung. Gejog lesung berfungsi ganda. Dari sisi ekonomi sebagai penumbuk hasil bumi, dan alat musik sebagai wadah ekspresi musik. Harmonisasi itulah yang sedang diperjuangkan oleh Komunitas Merapi.