Oleh: Didit Fadilah (Kawan Magang IVAA)
Ada tujuan dan keinginan tersendiri dari terselenggaranya pameran sketsa Batara Lubis di Museum Taman Tino Sidin pada periode 16 Februari hingga 2 Maret lalu. Dari kembali mengingatkan publik tentang kekaryaan Batara Lubis hingga mengenalkan sosok Batara Lubis dan karyanya kepada generasi masa kini. Dengan suksesnya pameran tersebut, Gina Lubis, putri Batara Lubis, mengakui bahwa sasaran yang sejak semula diinginkan dari terselenggaranya pameran telah tercapai. Tidak berselang lama setelah pameran terselenggara, tim arsip IVAA mengunjungi kediaman Gina Lubis (putri sulung Batara Lubis) dengan beberapa pertanyaan seputar arsip dan sosok ayahnya.
Sedikit membahas tentang penyelenggaraan pameran, pemilihan sketsa sebagai karya yang dipamerkan merupakan suatu hal lain yang menarik. Hal ini dikarenakan sosok Batara Lubis dikenal akan kekhasan lukisan-lukisannya. Akan tetapi, pemilihan sketsa sebagai karya yang dipamerkan tentu memiliki perhitungan tersendiri. Gina Lubis selaku inisiator pameran, mengatakan bahwa pemilihan sketsa didasari atas alasan menghindari rasa bosan publik atas Batara Lubis.
Sebagai seorang seniman, menurut Gina Lubis, ayahnya sudah sangat sadar tentang proses pengarsipan. Hal ini pula yang memudahkan keluarga untuk merawat atau mendata keberadaan karya Batara Lubis. Selain itu, kesadaran Batara Lubis tentang arsip juga tampak pada cerita yang menjelaskan bahwa seputar peristiwa 1965, Batara Lubis menyelamatkan beberapa karya milik sesama seniman yang berada di Sanggar Pelukis Rakyat, yang lalu dititipkan pada tetangga agar karya-karya tersebut tidak dihancurkan. Hal ini menunjukkan kepedulian Batara Lubis sebagai seniman yang sadar tentang arsip.
Meskipun beberapa karya Batara Lubis mengalami kerusakan, tetapi pengarsipan yang telah dilakukan membuat karya tersebut masih bisa dan mudah diakses. Dengan jumlah karya yang lebih dari 500, pengarsipan yang dilakukan keluarga tentu tidak mudah karena keterbatasan ruang simpan yang dimiliki. Ada keinginan dari keluarga untuk melakukan pengelolaan arsip-arsip Batara Lubis secara lebih baik ke depannya. Adapun keinginan lain yang ingin diwujudkan adalah perawatan terhadap karya yang tentunya memakan biaya cukup besar, serta keinginan lain keluarga Batara Lubis untuk bisa memiliki museum yang berisikan karya-karya Batara Lubis.
Dalam 2 kali kunjungan tim arsip IVAA ke rumah keluarga Batara Lubis, kami telah mendigitalisasi 866 arsip Batara Lubis yang terdiri dari sketsa, foto dokumentasi kegiatan/pameran, makalah, hingga catatan perjalanan. Selain itu juga terdigitalisasi 299 arsip pelukis rakyat berupa sketsa, foto, dan sebagainya. Untuk mengakses ini, publik diperkenankan untuk langsung mengunjungi perpustakaan IVAA.
Artikel ini merupakan Rubrik Sorotan Arsip dalam Buletin IVAA Dwi Bulanan edisi Maret-April 2018.