Pantang Bersuara Musikalisasi Visual

Dalam masyarakat Dayak, motif tato Iban (pantang Iban) merupakan penanda ekspresi peradaban manusia yang bernilai sebagai medium penyampai pesan atau menunjukkan derajat sosial seseorang. Seiring perkembangan peradaban, ketika terbukanya batas-batas geografis, tato Iban lambat laun mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya, di masyarakat perkotaan tato Iban menjelma menjadi sebentuk industri budaya dan gaya hidup anak muda. […]

Spirit of Resilience: Sebuah Kolaborasi bersama Warga Liposos Pakunam

Oleh: Yerie Yulanda Gagasan projek ini berawal dari rasa penasaran pada Rumah Sakit Kusta Alverno di Singkawang. Rumah Sakit berusia 104 tahun ini memang kebetulan dekat dengan rumah saya dan menjadi tempat bermain saat kecil. Sebagai satu-satunya rumah sakit khusus kusta di Kalimantan, saya menjadi semakin tertarik untuk melihat lebih dekat dan menjelajahi lebih dalam. […]

Rasa Ingatan

Oleh: Yngvie Ahsanu Nadiyya & Fredy Hendra Kenangan dapat melekat pada banyak hal; seperti pada dinding kamar, gelas kosong, bunga warna-warni, centong nasi, serta makanan-makanan. Menciptakan momen sentimental dan keterhubungan antara kamu sebagai manusia dengan apa yang kamu makan sehari-hari merupakan upaya mengingat bahwa kita selalu mengandalkan ripah alam semesta, meski detak jantungnya  kian melemah.  […]

How I Did Get Here?

Oleh: Sukma Smita Bagai sebuah bentangan peta yang terbuka, hari ini data adalah penanda atas rekam jejak eksistensi digital kita. Sebuah peta data bisa digunakan sebagai panduan untuk melihat petualangan yang telah dilewati sekaligus untuk memprediksi arah mana yang selanjutnya ingin dituju. Barangkali tak terelakan dan tanpa memikirkan kesiapan kita semua, data dalam perkembangan teknologi […]

RE: ARCHIVE

Oleh: Karin Josephine Selepas beberapa sesi diskusi via Zoom yang diadakan IVAA pada awal sesi residensi September 2021, proses residensi maya ini cukup penuh distraksi oleh banyak hal mulai dari domestik hingga kepadatan pekerjaan lain. Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memproses banyak diskusi lewat WhatsApp. Lewat diskusi bersama Wisnu dari tim IVAA, saya memutuskan untuk […]

Gak Boleh Begitu, Gak Boleh Begini, katanya (Sebuah Gradasi)

Oleh: Febrian Adinata Hasibuan Seni visual ‘vulgar’ membawa ambiguitas lebih dari sekadar ketegangan-ketegangan praktis-teknis. Yang paling banter hanya membuat kita vertigo. Secara garis besar, ambiguitas seni visual vulgar berada-berdiri pada dua tatap: ‘mata luar’ (penonton) dan ‘mata dalam’ (seniman). Keduanya senantiasa bersitegang. Namun kita perlu dan harus keluar dari perselisihan adu banteng apalagi pencekalan, dan […]

Paraji, Negosiasi dan Dokumentasi 

Ditulis oleh: Ari Nugraha dan Lisistrata Lusandiana Paraji/Indung Beurang dalam tradisi Sunda adalah orang yang membantu persalinan secara adat. Sosok Paraji adalah perempuan yang telah menikah dan memiliki keterampilan serta pengetahuan yang didapat secara turun-temurun. Dari nenek ke ibu, dari ibu ke anak dan cucu. Ya, Paraji adalah keterampilan dan Pengetahuan yang berjalan dari garis […]

Presentasi Mini Residensi EPHEMERA #2

Presentasi Mini Residensi EPHEMERA #2  Ephemera bisa diartikan sebagai kesementaraan. Dalam dunia kearsipan, ia dipakai untuk mengkategorikan terbitan dan cetakan, seperti poster, tiket, brosur dan pamflet, yang dianggap bernilai guna pendek, mengingat keberadaannya yang melekat pada sebuah perhelatan atau acara. Diambil dari bahasa Yunani yang berarti “berumur pendek”, istilah ini mengingatkan kita bahwa dalam pengarsipan, […]

EPHEMERA #2

Socially Engaged Archiving Project  Sebuah Upaya untuk Menghidupi Praktek Pengarsipan yang Membumi  Keragaman kontur alam dan geografis kita berbanding lurus dengan kekayaan praktik sosial masyarakat sejak dulu hingga hari ini. Dari situlah arsitektur pengetahuan kita bersumber. Bagi masyarakat yang kesehariannya di hutan, maka cara hidupnya tidak bisa dilepaskan dari kondisi hutan. Hutan tidak hanya sebagai […]

SHARE MEDIA

Facebook
Email
LinkedIn
X / Twitter
Telegram
WhatsApp