Sepanjang tahun 2024, IVAA berbahagia telah menerima sejumlah arsip melalui mekanisme hibah oleh individu maupun galeri, sekaligus melalui. Teman-teman sudah dapat mengaksesnya secara langsung di IVAA melalui bantuan Arsiparis dan Pustakawan kami.
Soewarsih Djojopoespito (1912-1977) merupakan seorang penulis dan pejuang nasionalis perempuan Indonesia. Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah buku “Buiten het gareel” (1940) yang pada tahun 1975 diterbitkan dalam terjemahan bahasa Indonesia “Manusia Bebas”. Diperantarai oleh seniman Wandelien van Oldenborgh yang melakukan penelitian terhadap kerja-kerja kesusastraan feminis mendiang Suwarsih, IVAA mendapatkan hibah arsip Suwarsih Djojopuspito oleh Dr. Dewi Widyastuti selaku cucunya. Melalui hibah tersebut, IVAA menerima tiga album foto pribadi yang memuat keseharian hidup Soewarsih dan keluarganya, dengan total 147 foto. Di bawah ini adalah sebagian di antaranya.
Mary Northmore, pasangan dari mendiang seniman Abdul Aziz (1928-2002), menyambangi IVAA untuk menghibahkan sejumlah 478 arsip Abdul Aziz. Arsip Abdul Aziz yang IVAA terima sebagian besar memuat kliping publikasi, katalog pameran, dan sebagian kecil kartu pos pribadi sang seniman yang aktif pada tiga dekade awal Kemerdekaan Indonesia. Selepas menempuh studi kesenian di Italia pada 1959-1965, Abdul Aziz menghabiskan sebagian besar aktivitas keseniannya di Bali.
Pada penghujung 2024, Perpustakaan IVAA mendapatkan hibah koleksi buku milik mendiang seniman Gregorius Sidharta. Kerap disebut selaku figur kunci dalam pembaharuan seni patung Indonesia, Gregorius Sidharta mengampu kuliah Seni Patung di Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1956-1964. Pada 1965, ia berpindah tugas selaku dosen bagi Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB). Bersama But Mochtar dan Rita Widago, Gregorius Sidharta lantas mendirikan Jurusan Seni Patung di ITB. Di luar aktivitasnya selaku pengajar seni patung, mendiang Gregorius Sidharta secara prolifik menciptakan sejumlah karya patung terkemuka seperti “Tonggak Samudra” yang kini bertempat di Priok, Jakarta Utara, serta patung Bung Karno untuk makamnya di Blitar.
Selepas mempublikasikan kabar hibah buku tersebut di kanal Instagram IVAA, kami mendapatkan respon dari Najib Kliwon—seorang kolektor arsip. Najib Kliwon mengatakan bahwa beliau memiliki arsip Gregorius Sidharta dari hasil pembeliannya di beberapa pasar loak. Melihat ribuan koleksi buku Gregorius Sidharta kini menjadi disimpan di Perpustakaan IVAA, Najib Kliwon mengerahkan koleksi arsipnya pada IVAA untuk dialihmediakan ke dalam bentuk digital. Dengan total 52 berkas, dalam pemberian arsip oleh Najib Kliwon terdapat berkas tulisan otobiografi Gregorius Sidharta berjumlah 133 halaman, sederet kartu pos dan memo dari rekan-rekan mendiang, hingga kliping dan majalah yang meliput kabar kesenian Gregorius Sidharta.