Kartika Solapung, Sidhi Vhisatya, dan Wilda Yanti Salam, tiga pekerja kreatif dalam program Marantau mempresentasikan ide awal proyek mereka di Rumah IVAA pada 14 Desember 2021. Marantau merupakan residensi dari Goethe-Institut Indonesia bersama Riksa Afiaty yang menitikberatkan eksplorasi pola kerja dan budaya di tempat yang baru bagi para partisipannya. Merujuk pada gagasan Edouard Glissant, tentang pengembaraan yang tercabut dari akarnya, Marantau mengajak para partisipannya untuk bekerja dalam dinamika keterasingan, jauh dari ruang-ruang akrab, dan mobilitas.
Kartika Solapung adalah seniman pertunjukan yang aktif di Komunitas Maumere KAHE. Pada akhir 2019 ia sempat residensi di Teater Garasi. Ia juga pernah melakukan penelitian seputar gastronomi dan seni masak tradisional. Dalam presentasi ide awal di Marantau ini, Kartika hendak mengolah praktik mendengarkan. Jika Kartika bergerak dengan indra pendengaran, Wilda Yanti Salam hendak menggunakan indra perasanya. Sebagai orang yang sangat gemar makan, ia ingin mengeksplorasi citarasa makanan-makanan di Yogyakarta. Wilda adalah penulis dan peneliti yang aktif di Tanahindie dan Biennale Makassar 2021. Cukup berbeda dari dua sebelumnya, Sidhi Vhisatya ingin melanjutkan eksplorasinya perihal komunitas queer di Yogyakarta. Intensi ini memang tak jauh dari praktik Sidhi sehari-hari bersama Queer Indonesian Archive (QIA) yang fokus dalam pengarsipan kelompok queer. Presentasi ini menjadi pemantik awal dari proyek yang akan mereka kerjakan kemudian.