Kerja Manajerial, Kerja Kemanusiaan
Salam hangat pembaca sekalian. Pada kesempatan kali ini dapur redaksi IVAA mengulik jenis pekerjaan yang cukup akrab di semesta penyelenggaraan acara maupun peristiwa kebudayaan, yakni soal apa yang disebut sebagai pekerjaan manajerial dalam bidang seni budaya, singkatnya sering disebut dengan manajemen seni. Pada awal penyusunan draft, kami menggunakan istilah manajemen seni, meski kami paham istilah tersebut tidak bisa disederhanakan, karena justru kompleksitasnya yang menyimpan banyak potensi pengetahuan.
Kompleksitas kerja-kerja pengelolaan inilah yang ingin kita singkap secara perlahan, dengan harapan bahwa lapis demi lapisan kerjanya bisa dielaborasi lebih jauh menjadi mata air pengetahuan ataupun menjadi tambahan energi bagi para pelaku dan pegiat kebudayaan untuk semakin produktif. Produktif dalam artian yang tidak selalu terpaku pada target-target angka, namun juga menargetkan kedalaman kemanusiaan kita sebagai pencapaian-pencapaian yang menggembirakan, lahir dan batin.
Selebihnya, keramaian serta warna-warni dari dunia penyelenggaraan acara di Jogja dan sekitarnya juga coba kami tangkap. Meski kami menyadari bahwa kemeriahan yang terjadi di sekitar bulan Juli, Agustus, mungkin hingga akhir tahun kelak, tidak bisa diwakili dengan tulisan. Di situlah kerja dokumentasi menemukan tantangannya. Setidaknya atmosfer yang bisa dirasakan dalam tiap musim acara ini bisa tersimpan dan dirasakan kelak ketika ada yang membuka kembali dokumentasi yang dihasilkan.
Kehadiran Ratri, Roi dan Vicky yang mengisi hari-harinya dalam prosgram magang IVAA juga sangat membawa kesegaran. Pengorganisasian ulang koleksi dokumentasi fisik IVAA juga merupakan pekerjaan rumah yang panjang, tidak ringan dan memerlukan ketahanan. Selain itu, kehadiran beberapa kawan dekat serta sahabat IVAA juga tentunya membuat keseharian kami yang tidak jarang nglangut ini menjadi segar. Tak lupa, klub baca IVAA kali ini sudah memasuki putaran yang kedua. Setelah menyelesaikan buku Along the Archival Grain karya Ann Stoler pada putaran pertama, kali ini kami memulai putaran kedua dengan buku berjudul Dekolonisasi Metodologi yang ditulis oleh Linda Tuhiwai Smith. Selain observasi lapangan dan belajar dari para pelaku pengarsipan serta kerja kebudayaan, klub baca ini juga merupakan upaya kami dalam membiasakan pembelajaran luar-dalam. Bahwa kerja pengelolaan pengetahuan perlu sejalan senafas dengan kerja pengelolaan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya lainnya. Bahwa intangible knowledge merupakan aset tak terbatas yang justru akan semakin membesar ketika dibagikan, dihayati, dipraktikkan dan dibunyikan. Setidaknya itulah yang kami percayai.
Akhir kata, salam budaya dan selamat membaca!
Lisistrata Lusandiana
I. Pengantar Redaksi
Oleh: Lisistrata Lusandiana
II. Kabar IVAA
Sorotan Dokumentasi
Oleh: Krisnawan Wisnu Adi, Hardiwan Prayogo, Lisistrata Lusandiana, Santoso Werdoyo, Sukma Smita, Muhammad Ziauddin Rosyad Arroyhan, Vicky Ferdian Saputra
Sorotan Pustaka
Oleh: Gladhys Elliona Syahutari, Ratri Ade Prima Puspita, Muhammad Ziauddin Rosyad Arroyhan, Vicky Ferdian Saputra, Hardiwan Prayogo
Sorotan Arsip
Oleh: Hardiwan Prayogo
Koleksi Komik Akademi Samali
Sorotan Magang
Oleh: Ahmad Muzakki
Terlibat Langsung Mencipta Arsip
III.Agenda RumahIVAA
Oleh: Gladhys Elliona Syahutari
Arsip Seni Rupa dan Aktivisme: Catatan dari Kuliah Nuraini Juliastuti
IV.Baca Arsip
Oleh: Lisistrata Lusandiana
25 Tahun IVAA: dari Ruang Alternatif hingga Upaya Mencari Demokrasi yang Lain
V.Pengumuman Kantor
Pengumuman Kantor: Perpindahan Lokasi Parkir Sementara
Tim Redaksi Buletin IVAA Juli-Agustus 2019
Pemimpin Redaksi: Lisistrata Lusandiana
Redaktur Pelaksana: Krisnawan Wisnu Adi
Penyunting: Krisnawan Wisnu Adi, Hardiwan Prayogo
Penulis: Lisistrata Lusandiana, Sukma Smita, Krisnawan Wisnu Adi, Hardiwan Prayogo, Gladhys Elliona Syahutari
Kontributor: Ratri Ade Prima Puspita, Muhammad Ziauddin Rosyad Arroyhan, Vicky Ferdian Saputra
Tata Letak & Distribusi: M Fachriza Ansyari