Biennale Jogja 18 2025 hadir dengan gagasan Kawruh ; Tanah lelaku Biennale Jogja menautkan narasi sejarah dengan praktik kebudayaan di desa; dan demiian menggunakan ruang - ruang di desa untuk me…
Edisi kali ini menyajikan tulisan dari peserta Asana Bina Seni 2024 yang telah belajar bersama Biennale Jogja sejak Februari. Kami ingin berbagi pengetahuan tentang seni, budaya, dan aktivisme yang…
Edisi ini terbit pasca terselenggaranya "Biennale Jogja 17 Titen: Pengetahuan Menubuh", Pijakan Berubah. Newsletter kali ini memuat tulisan Khairunnisa Sholikhah mengenai kisah dari Papua; cerita R…
Tiga Program Pokok dalam even Biennale Jogja XI Yaitu Pameran Utama,Festival Equator, dan Parallel Events.Tema Besar Biennale Jogja XI adalah Religgiusitas,Spiritualitas, dan Kepercayaan dengan me…
Tulisan pada newsletter kali ini berkisaran Pandemi dan kerja kerja melalui internet ataupun daring. Rugun Sirait menulis Catatan Riset Etnografi Second Account di Instagram, Tia Pamungkas dan Deva…
Khatulistiwa atau equator adalah garis khayal yang dapat dimajinasikan sebagai perjumpaan antar wilayah pinggiran dari dua kutub yang berseberagan. Garis yang melingkari perut bumi ini menghubungka…
Buku ini merangkum berbagai narasi yang muncul selama singgah di tiga negara tempat tiga seri Biennale Jogja Equator berlangsung. Editor buku ini adalah Irham Nur Anshari dan Alia Swastika. Untuk…
Edisi ini akan memulai lembaran baru pasca - perhelatan Biennale Jogja seri Equator#3 pada November - Desember tahun lalu. Pada kali ini membicarakan berbagai isu isu soal anak muda dan gerakan kau…
Dalam edisi kali ini mencob membaca posisi dan peran Biennale Jogja XIV sendiri melalui 3 tulisan, edisi kali ini menghadirkan sebuah ulasan atas Pameran Pra-Biennale lalu oleh Seno Aditya Utama.Di…
Buku ini membahas sejumlah permasalahan pengelolaan pameran seni rupa secara umum. Persoalan mulai dari perihal teknis display, publikasi, sponsorship, sampai kurasi. Secara keseluruhan, sepuluh ar…