Ephemera #3: Mencatat Keragaman Pengetahuan di Sekitar Kita

ephemera#3

Oleh: Rheisnayu Cyntara Program Ephemera #3: Museum of Untranslatable Stories telah terlaksana pada April – Agustus 2023 lalu. Sembilan partisipan, lima individu dan empat kolektif, sudah mempresentasikan hasil risetnya. Para partisipan tersebar di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dengan titik fokus yang beragam. Ada M Safrizal (Aceh), seorang penari dan […]

Read More… from Ephemera #3: Mencatat Keragaman Pengetahuan di Sekitar Kita

Menyusun Pengetahuan bersama Inkubator Inisiatif

Inkubator Inisiatif (IIN) didirikan sebagai sebuah lembaga seni dengan tujuan untuk membagikan pengetahuan, mengembangkan wawasan, dan memperluas praktik seni kontemporer melalui presentasi dan diskusi. Dalam menjalankan misinya, Inkubator Inisiatif mengedepankan nilai-nilai kejujuran, toleransi, saling menghormati, serta inklusivitas, dengan fokus khusus pada dorongan bagi seniman untuk mengembangkan bakat dan keterampilan mereka. IIN menekankan presentasi berbasis penelitian […]

Read More… from Menyusun Pengetahuan bersama Inkubator Inisiatif

Sunda, Sesajian, dan Hamin

Dalam masyarakat tradisi—seperti masyarakat Sunda, lebih khusus urang Sunda Cibirubeet, tempat Taufik Ivan melakukan riset soal Hamin—selalu ada pengetahuan dan nilai lokal yang dibagikan kepada kita. Pengetahuan dan nilai lokal itu bersumber dari interaksi antara manusia dengan alam, antara nilai-nilai luhur yang dijaga dan laku kini masyarakat Sunda, antara yang tua dan muda, antara peran […]

Read More… from Sunda, Sesajian, dan Hamin

Mengkaji Ranji

Pernahkah kamu mencari tahu tentang silsilah keluargamu? Seperti apa bentuk pertalian darah yang kamu temukan? Apakah itu membentuk jati dirimu sekarang ini? Barangkali, pertanyaan-pertanyaan di atas hadir sepintas dalam benak Hidayatul Azmi saat ia tercetus untuk melakukan riset tentang Ranji. Dalam pengantar proposalnya untuk Ephemera #3 – Museum of Untranslatable Stories yang diselenggarakan Indonesian Visual […]

Read More… from Mengkaji Ranji

Pengarsipan dan Keberpihakan: Upaya Mengurai Lapis Kekerasan

Dokumentasi Workshop Pengarsipan Kontekstual bersama Diah Kusumaningrum, dilaksanakan secara daring pada 15 Mei 2023

Praktik pengarsipan juga merupakan praktik keberpihakan. Keberpihakan pada mereka yang terpinggirkan, tertindas, underdog, dan tak punya akses terhadap sistem.   Mbak Diah Kusumaningrum atau yang akrab dipanggil Dikei membuka Workshop Pengarsipan Kontekstual Ephemera #3 dengan pertanyaan. “Apa artefak perdamaian dan apa artefak kekerasan yang berada di sekitar teman-teman?”. Pertanyaan ini menjadi pemantik diskusi tentang perdamaian, […]

Read More… from Pengarsipan dan Keberpihakan: Upaya Mengurai Lapis Kekerasan

Pengarsipan Bersama Masyarakat: Relasi Subjek-Subjek dan Bunuh Diri Kelas

Dokumentasi Workshop Pengarsipan Kontekstual bersama Moelyono. Dilaksanakan secara daring pada 16 Mei 2023.

Kerja pengarsipan bersama masyarakat bukan hal yang bisa dianggap sepele. Persoalan kesadaran kelas dan kesetaraan adalah sedikit tantangan yang akan dihadapi di lapangan. Bagaimana cara bekerja setara dengan subjek? Siapa subjek? Pertanyaan-pertanyaan itu umum dijumpai dalam kerja-kerja lapangan yang melibatkan masyarakat sebagai partisipan. Pertanyaan-pertanyaan yang juga digeluti oleh Pak Moelyono, seniman rupa  yang dikenal lewat […]

Read More… from Pengarsipan Bersama Masyarakat: Relasi Subjek-Subjek dan Bunuh Diri Kelas

Prahara Kulon Kono

Beberapa aktor sedang duduk bertiga di ruang tamu

Pementasan Prahara Kulon Kono merupakan pertunjukan yang dibuat oleh Teater Unduk Gurun yang digelar di pelataran Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Pertunjukan ini adalah bentuk respon dari masyarakat atas rencana penambangan pasir besi oleh perusahaan ekstraksi sumber daya alam milik keluarga keraton, PT. Jogja Magasa Iron, yang rencananya akan beroperasi di kawasan pantai daerah Kulon […]

Read More… from Prahara Kulon Kono

Festival Memedi Sawah

Hingar-bingar Festival Memedi Sawah di lapangan pada tanggal 20 Desember 1999

Festival Memedi Sawah (FMS) merupakan kerja kolaborasi antara Lembaga Budaya Kerakyatan Taring Padi (LBKTP) Yogyakarta, Kelompok Peduli Lingkungan (Keliling) dan Karang Taruna Krida Muda Wahana. Memedi sawah adalah sebentuk kreativitas petani menciptakan “sosok mahluk” guna menakut-nakuti hama, khususnya burung dan tikus saat padi mulai menguning. Lambat laun aktivitas ini mulai tidak dikenal masyarakat. Melalui Festival […]

Read More… from Festival Memedi Sawah

Pameran Seni Rupa Petani & Performance “Lintang Desa”

Suasana ruang pameran Lintasan Desa ramai seperti hajatan atau ewuh

Pemeran Seni Rupa dan Pertunjukan Seni Rupa bertajuk Lintang Desa merupakan presentasi proses riset aksi partisipatoris oleh Moelyono, Yayasan Seni Rupa Komunitas (YSRK) dan warga Kebonsari, Pacitan, di Rumah Seni Cemeti pada tanggal 5-31 Agustus 2004. Presentasi ini bermaksud memberi ruang refleksi dan pemaknaan kelokalan dalam membangun semangat dan jiwa yang tumbuh dalam dinamika sosial, […]

Read More… from Pameran Seni Rupa Petani & Performance “Lintang Desa”

Ibu-Ibu “Gemar Melukis” Berpameran

Kliping koran dengan foto ibu-ibu menunjuk lukisan di pameran Keluarga Gemar Melukis

Kelompok Keluarga Gemar Melukis dibentuk pada April 1978 atas prakarsa Ny SS Widjojo Nitisastro, seorang istri Menko Ekuin, untuk menyalurkan hasrat besarnya pada dunia seni lukis. Berawal dari pencarian guru gambar ke Taman Ismail Marzuki yang tidak menuai hasil, ia pergi ke Balai Budaya dan bertemu Budhi Susanto. Kelak Budhi Santoso mengajari ibu-ibu menggambar dan […]

Read More… from Ibu-Ibu “Gemar Melukis” Berpameran